"Pembayaran utang perkiraan saya tahun 2023 itu tidak mungkin kurang dari Rp1.000 triliun. Itu pokok dan bunga, sehingga sisa Rp1.300 triliun," ungkap Said Didu.
Menurut Said Didu Rp1.300 triliun itu kira-kira pupuk subsidi dan lainnya Rp2.500 triliun, tinggal Rp1.050 triliun.
"Gaji dan lain-lain tinggal Rp800 triliun, sisa Rp100 triliun mau dipakai apa, puskesmas tak cukuplah itu, pemeliharaan jalan nggak ada," ungkap Said Didu.
Selanjutnya, kata Said Didu, yang menjadi masalah adalah jika terjadi rontoknya BUMN di tahun-tahun ini.
"Dan saya hanya mengingatkan Bung Arya Sinulingga, malam ini karena perdana saya menitip pesan saja hati-hati betul dengan utang BUMN jangka pendek," kata Said Didu.
Baca Juga: Beredar Postingan Prediksi Covid-19 dan Vaksin di Tahun 2016, Said Didu: Ahli IT Mohon Bantu Cek
Sebab, kata Said Didu, diperkirakan pada 2021 hingga 2022 itu ada utang BUMN yang jatuh tempo sekira Rp600 triliun.
"Rp600 triliun itu dalam 2 tahun, nah itu sangat berat dan saya paham tidak mungkinlah PLN menaikan pendapatan," tegas Said Didu.
Sebab, jika PLN menaikan pendapatan terlalu tinggi, kata Said Didu, maka pasti DPR dan rakyat akan teriak.