Fadli Zon Usul Densus 88 Dibubarkan, Irjen Pol Marthinus: Saya Ucapkan Terima Kasih

- 14 Oktober 2021, 20:29 WIB
Fadli Zon Usul Densus 88 Dibubarkan, Irjen Pol Marthinus: Saya Ucapkan Terima Kasih. Foto/Ilustrasi Densus 88.
Fadli Zon Usul Densus 88 Dibubarkan, Irjen Pol Marthinus: Saya Ucapkan Terima Kasih. Foto/Ilustrasi Densus 88. /Dokumentasi Divisi Humas Polri

ISU BOGOR - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meminta Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror dibubarkan karena dianggap terlalu islamophobia.

"Saya sendiri sepakat teroris harus diberantas, tetapi jangan jadi komoditas dan wacana tentang pembubaran dari Densus 88 ternyata bukan wacana baru," kata Fadli Zon di Channel Youtube Karni Ilyas Club, Kamis 14 Oktober 2021.

Lebih lanjut, Fadli Zon menyatakan ini juga banyak disuarakan semua orang, termasuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Baca Juga: Gubernur Lemhanas Katakan TNI Milik Presiden, Fadli Zon: Aneh, Sejak Awal Tentara Rakyat, Bukan Presiden

"Bagi saya ini adalah sebuah waktu yang baik untuk melakukan evaluasi tentang war on teror atau perang melawan terorisme," ungkap Fadli Zon.

Sebab, kata Fadli Zon, Amerika Serikat sendir yang memulai perang melawan terorisme sejak 2001 telah menutup bab ini dengan menarik pasukan mereka dari Afghanistan dari tanggal 31 Agustus 2021.

"Itu menandakan bahwa Amerika sudah mengakhiri ini dengan menghabiskan dana sebesar 2,5 triliun US dollar dan mereka mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan," ungkap Fadli Zon.

Baca Juga: Sentil Fadli Zon, Ferdinand Hutahaean: Pernyataannya Seolah Islam Adalah Teroris

Menurut Fadli Zon hal tersebut harus menjadi refleksi. Sebab Taliban sebagai pihak yang berkuasa secara defacto berkuasa di Afghanistan kemungkinan besar akan diakui negara-negara Amerika, Rusia, Qatar dan lain-lain.

"Sementara ada wacana yang dilontarkan oleh salah seorang pejabat dari Densus 88 yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Taliban itu menginspirasi terorisme di Indonesia," kata Fadli Zon.

Pernyataan itu, kata Fadli Zon menjadi triger bahwa Indonesia harus mengevaluasi Densus 88, apakah itu merupakan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) untuk melihat dan mengamati geopolitik dunia.

Baca Juga: Jokowi Sumpah di Atas Alquran Soal Ini Rizal Ramli Baru Percaya, Fadli Zon: Belum Ada yang Mengusulkan

"Apalagi di dalam buku Trevor Arenson berjudul Terror Fact itu mengulas dan meneliti berbagai kasus terorisme di Amerika Serikat, kalau tidak salah 581 kasus dan sebagian besar mengatakan hampir semua ternyata kasus tersebut kasus settingan, pabrikasi atau buatan," ungkap Fadli Zon.

Bahkan dari pabrikasi kasus terorisme di Amerika Serikat sendiri itu, kata Fadli Zon, ada campur tangan FBI.

"Jadi ada upaya isu-isu terorisme ini dan membuat memojokan Islam. Inilah yang saya sebut islamophobia, karena hampir sebagian besar upaya untuk memerangi terorisme itu dikaitkan dengan umat Islam, walaupun tidak dikatakan," jelas Fadli Zon.

Baca Juga: Jokowi Sumpah di Atas Alquran Soal Ini Rizal Ramli Baru Percaya, Fadli Zon: Belum Ada yang Mengusulkan

Tetap fakta di lapangan, kata Fadli Zon itu menunjukan seperti itu, bahkan contoh-contohnya sudah terlalu banyak seperti radikalisme.

"Karena wacananya itu adalah kontra radikalisasi, deradikalisasi dan sebagainya. Siapa yang dijadikan obyek kontra radikalisasi dan deradikalisasi yaitu Islam dan umat Islam, ini yang menurut saya kesalahpahaman yang luar biasa," tegas Fadli Zon.

Fadli Zon menduga kesalahpahaman yang selalu mengkaitkan teroris dengan Islam dan umat Islam diduga dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja, sehingga bisa saja dianggap memojokan kelompok Islam.

Baca Juga: 'Teroris' Trending di Twitter, Fadli Zon Jadi Bulan-bulanan Netizen Usai Minta Densus 88 Dibubarkan

"Dan ini yang disebut islamophobia," tegas Fadli Zon.

Menanggapi hal tersebut Kepala Densus 88 Anti Teror Polri Irjen Pol Marthinus Hukom mengatakan wacana pembubaran lembaga yang dipimpinnya bukan yang pertama.

"Ini sekian kalinya ada wacana untuk membubarkan Densus 88. Pertama-tama saya ucapkan terima kasih untuk wacana ini diangkat ke publik, karena bagi saya dalam demokrasi orang berwacana, berbicara boleh-boleh saja," ungkap Irjen Pol Marthinus.

Menurut Irjen Pol Marthinus wacana pembubaran ini akan terus bergulir sepanjang publik tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi.

"Mungkin ada evaluasi dari publik, Densus begini-begini dan lain sebagainya. Mungkin hanya dilihat dari wajah yang ditampilkan yaitu ketika kita menegakan hukum," ucapnya.

Menurutnya jika dilihat ke belakang Densus 88 melakukan tindakan hukum sejak dirinya memimpin kesatuan tersebut ada beberapa perubahan signifikan.

"Saya punya komitmen untuk melakukan perubahan, yang pertama adalah setelah dilantik menjadi Kadensus 88 stakeholder pertama yang saya datangi adalah Komnas HAM," ungkapnya.

Alasan dirinya mendatangi Komnas HAM, dirinya bertemu dan meminta saran apa saja yang harus dilakukan.

"Sebab kita berhadapan dengan orang yang bersenjata, orang yang ingin bunuh diri. Ini bukan pekerjaan mudah, oleh karena itu dari diskusi-diskusi kita. Konsekuensi dari gesekan itu kita upayakan untuk dikurangi," ungkapnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x