Tapi faktanya, memang seperti itu, sebab saat ini semakin banyak kasus yang membebani petugas pemakaman itu artinya negara gagal.
"Tapi negara bilang, kami hadir. Betul hadir di pemakaman," sindirnya.
Rocky Gerung juga menyoroti kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam menangani COVID-19 dengan melibatkan TNI-Polri sangat membebani karena biayanya mahal sekali.
"Hal yang sebetulnya langsung saja (aparat) kelurahan kan. Kalau ada uang orang nggak akan nyolong uang pemerintah, dia (warga) tahu tetangganya lagi miskin. Jadi nggak perlu polisi mondar mandir," ucap Rocky Gerung.
Kondisi tersebut, dengan adanya patroli TNI-Polri dalam rangka menegakan PPKM Darurat sama saja menakuti masyarakat.
"Bilang masyarakat angkat bendera putih supaya nanti bansos (bantuan sosial) nya tiba di tempat, dimana bendera putih di angkat," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Kritik Jokowi Soal PPKM Darurat, Rocky Gerung: Ini Saatnya Mahasiswa Ambil Alih Menyelamatkan Bangsa
Tapi kenyataannya, saat ini pemerintah takut, seolah bendera putih itu berarti menunjukan bahwa rakyat tidak suka lagi pada kekuasaan Presiden Jokowi.
"Jadi hal semacam ini, juga rumit sekali betul, buat tahu orang miskin ada dimana, mesti kita libatkan tentara dan polisi, kan kacau," pungkasnya.***