Kritik Sri Mulyani soal Indonesia Sulit Maju, Rocky Gerung: Konglomerat Oligarki Mengemplang Pajak Dibiarkan

- 9 Juli 2021, 13:06 WIB
Kolase foto Sri Mulyani dan Rocky Gerung
Kolase foto Sri Mulyani dan Rocky Gerung /instagram @srimulyani @rockygerung.official

ISU BOGOR - Pengamat Politik Rocky Gerung mengkritik Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengeluh soal Indonesia sulit maju karena ego sektoral kementerian.

Menurut Rocky Gerung, Sri Mulyani selalu masuk dalam ironi karena mengetahui peristiwa yang terjadi di dalam kabinet, sehingga mengeluh. Karena melihat nasib Istana yang mempermainkan lewat info strategis.

"Dia tahu konglomerat oligarki yang besar-besar itu mengemplang pajak di depan mata dia dibiarkan presiden," katanya di Channel YouTube Rocky Gerung Official, Jumat 9 Juli 2021.

Baca Juga: Rekor Ganda Covid-19 Indonesia, Rocky Gerung: Rakyat Kita Terlatih Menahan Derita

Tak hanya itu, Rocky Gerung mengungkapkan, bahwa Sri Mulyani tahu adanya kongkalingkong partai dalam upaya untuk mengambil keuntungan dari Covid-19 ini.

"Sri Mulyani tahu semua yang terjadi di istana, lalu dia mendengar apa yang diucapkan Bank Dunia," kata Rocky Gerung.

Lalu lanjut Rocky Gerung, saat ini Sri Mulyani mendadak mengeluh sulit majunya Indonesia dikarenakan ego sektoral itu sebetulnya ingin mengadu kepada Bank Dunia.

Baca Juga: Fadli Zon Sebut Sri Mulyani Dukun Peramal RI 2045 Indonesia Jadi Negara Maju

"Bahwa dia tahu, dia bilang ini ego sektoral. Jadi kita lihat sequenciesnya itu, begitu Bank Dunia bilang Indonesia terpuruk, yang bereaksi pertama justru Sri Mulyani," kata Rocky Gerung.

Tak hanya itu, Rocky Gerung menyebut reaksi Sri Mulyani itu sebagai bentuk alibi agar tidak disalahkan.

"Sri Mulyani ingin menunjukan 'bukan gw yang bikin Indonesia terpuruk' tetapi ego sektoral. Dengan kata lain, Sri Mulyani mau tegur Presiden Jokowi, kenapa membiarkan ego sektoral," ungkap Rocky Gerung.

Baca Juga: Sri Mulyani Perkirakan Penerimaan Pajak Turun 15 Persen, Tapi Defisit APBN Tetap

Padahal, lanjut Rocky Gerung, sudah jelas visi Presiden adalah kesatuan kordinasi.

"Ada beberapa menteri kordinator, tapi kordinasi tidak jalan. Orang akan tuntut ini bukan menkonya yang diperkarakan tapi presidennya, sebagai menko dari segala menko," tegas Rocky.

Jadi, lanjut Rocky Gerung, Sri Mulyani melihat ada perselisihan antar Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca Juga: Kritik Pemerintah Soal Turun Kelas, Adik Kakak Ibas dan AHY Kompak: Mampukah Negara Ini Selamatkan Rakyatnya

"Khususnya mengangkut keputusan (PPKM Darurat) mana yang esensial dan tidak dijadikan esensial. Sri Mulyani mendengar semua itu. Mestiya Sri Mulyani angkat bendera putih," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Indonesia sulit maju bila setiap Kementerian/Lembaga (K/L) memiliki ego besar. Harusnya, kata dia, hal buruk itu dibuang.

Sri Mulyani menjelaskan, ego tersebut terlihat dari koordinasi yang belum berjalan erat, terutama dalam sebuah sistem.

Contohnya, yang terjadi di Kementerian Keuangan dan Bappenas dalam menyusun perencanaan dan penganggaran dengan sistem aplikasi masing-masing.

"Kita lihat perencanaan dikembangkan menggunakan sistem KRISNA dan penganggaran menggunakan sistem SAKTI. Ini juga sebetulnya mencerminkan spirit semua K/L."

"Semuanya itu selalu punya insting ego kementerian, bikin sistem sendiri-sendiri sehingga kalau kita ingin sama-sama maka kita harus turunkan barrier to egonya itu," kata Sri Mulyani, Kamis 8 Juli 2021.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x