Tak hanya itu, Rocky Gerung menyebut reaksi Sri Mulyani itu sebagai bentuk alibi agar tidak disalahkan.
"Sri Mulyani ingin menunjukan 'bukan gw yang bikin Indonesia terpuruk' tetapi ego sektoral. Dengan kata lain, Sri Mulyani mau tegur Presiden Jokowi, kenapa membiarkan ego sektoral," ungkap Rocky Gerung.
Baca Juga: Sri Mulyani Perkirakan Penerimaan Pajak Turun 15 Persen, Tapi Defisit APBN Tetap
Padahal, lanjut Rocky Gerung, sudah jelas visi Presiden adalah kesatuan kordinasi.
"Ada beberapa menteri kordinator, tapi kordinasi tidak jalan. Orang akan tuntut ini bukan menkonya yang diperkarakan tapi presidennya, sebagai menko dari segala menko," tegas Rocky.
Jadi, lanjut Rocky Gerung, Sri Mulyani melihat ada perselisihan antar Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Khususnya mengangkut keputusan (PPKM Darurat) mana yang esensial dan tidak dijadikan esensial. Sri Mulyani mendengar semua itu. Mestiya Sri Mulyani angkat bendera putih," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Indonesia sulit maju bila setiap Kementerian/Lembaga (K/L) memiliki ego besar. Harusnya, kata dia, hal buruk itu dibuang.
Sri Mulyani menjelaskan, ego tersebut terlihat dari koordinasi yang belum berjalan erat, terutama dalam sebuah sistem.