Network
ISU BOGOR - Istri Pangeran Harry, Meghan Markle mengaku pernah dibuat menangis oleh istri Pangeran William Kate Middleton. Hubungannya saat ini semakin merenggang.
Dalam wawancara dengan Oprah Winfrey yang tayang di kanal televisi CBS beberapa pekan lalu, Meghan Markle bicara soal kabar perseteruan dengan Kate Middleton.
Rumor menyebutkan, Meghan Markle pernah membuat menangis Kate Middleton saat persiapan pernikahannya pada Mei 2018 lalu. Hal itu diduga menjadi penyebab konflik antara keduanya.
Baca Juga: Ribuan Pedagang Pasar Hingga Pegawai Retail Jalani Vaksin Covid-19 di Mal Bogor
Menurut Meghan Markle kepada Oprah Winfrey, tidak benar ia pernah membuat Kate Middleton menangis. Justru yang terjadi malah sebaliknya. Ia yang dibikin menangis oleh sang calon permaisuri.
"Beberapa hari sebelum pernikahan dia kesal karena sesuatu yang berkaitan dengan gaun flower girl (anak-anak pembawa bunga di acara pernikahan). Itu membuatku menangis, itu sangat melukai perasaanku," sebutnya.
Meski begitu, kata Meghan Markle masalah tersebut bisa diselesaikan. Ia pun mengaku telah memaafkan Duchess of Cambridge.
"Dia adalah orang yang baik. Menurutku tidak adil baginya jika aku menjelaskan detailnya, karena dia telah meminta maaf," papar mantan bintang Suits ini.
Rupanya, pernyataan Meghan Markle itu bikin berang Kate Middleton. Kate kesal karena Meghan melontarkan tuduhan seperti itu di depan publik.
“Dia tidak akan pernah memaafkan Meghan karena tuduhan tersebut," kata seorang sumber di Kerajaan Inggris kepada Us Magazine. "Semuanya sudah berakhir. Meghan telah menghancurkan jembatan dan Kate tidak tertarik lagi untuk berbicara dengannya."
Baca Juga: PTM Sukses, Bulan Depan Pemkab Bogor Lanjutkan Ujian Naik Kelas Offline
Masih menurut sang sumber, Kate Middleton tak punya berencana untuk menanggapi wawancara Meghan Markle dengan Oprah. Ia lebih memilih untuk membantu Ratu Elizabeth II menjalankan tugas Kerajaan Inggris.
"Kate merupakan juru bicara yang sempurna dan istri yang penuh kasih yang menjunjung tinggi semua nilai dan tradisi yang dianut oleh anggota Kerajaan." ***
