Ini 5 Mitos Pembalut yang Keliru Tapi Masih Banyak Dipercaya, Nomor 3 Hoaks Banget!

7 Juli 2020, 20:28 WIB
ILUSTRASI pembalut.* /PIXABAY/

ISU BOGOR - Entah siapa dan apa motivasinya kata Pembalut mendadak trending di Indonesia beberapa jam ini. Namun bukan itu yang hendak dikupas IsuBogor.com. Tapi penting informasi soal pembalut yang layak diluruskan karena selama ini dianggap mitos tapi masih banyak dipercaya oleh masyarakat kita.

Dikutip IsuBogor.com dari laman halosehat.com tentang mitos pembalut yang masih dipercaya hingga sekarang dan harus dipatahkan dengan penjelasan bebrbasis medis.

Pertama, pembalut menyebabkan kanker serviks

Salah. Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau disingkat HPV. Ada lebih dari seratus jenis HPV, tapi sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis virus yang bisa jadi penyebab kanker serviks. Virus ini paling sering ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom. Jadi, bukan karena pembalut!

Kedua, sampah pembalut perlu dipisahkan dari sampah lain karena takut tertular kanker

Salah. Banyak yang percaya bahwa membuang sampah pembalut tidak boleh disatukan dengan sampah lain, karena menyentuhnya akan menyebabkan kanker. Kanker pada dasarnya disebabkan oleh mutasi sel kanker yang mengganas, dan bisa dipicu oleh faktor genetik atau pola makan buruk. Kanker tidak menular, apalagi menular lewat sentuhan. Meski begitu, menjaga kebersihan selama menstruasi tetaplah penting.

Baca Juga: Ternyata Bukan Jatuh ke Jurang, Ini Penyebab Pendaki Meninggal di Puncak Gunung Lawu

Sebab, mitos sampah pembalut jika dibuang sembarangan kemudian dibakar maka pemilikinya akan sakit, kemaluan panas dan mudah terserang penyakit. Mitos pembalut ini sama sekali tidak ada hubungannya. Mitos tersebut mengandung pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan, khususnya air agar tidak tercemar. Sebab, pembalut dan kain popok bekas yang menampung darah dan feses bisa menjadi tempat ideal untuk bakteri berkembang biak.

Ketiga, pakai pembalut saat haid bikin mandul

Salah. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menyatakan bahwa pemakaian pembalut akan menyebabkan kemandulan. Namun salah satu penelitian di Pakistan menunjukkan bahwa pemakaian bahan atau material yang tidak bersih untuk menyerap darah menstruasi ternyata dapat meningkatkan risiko kemandulan. Meskipun belum tahu bagaimana prosesnya, namun menggunakan material yang bersih dan dapat menyerap darah dengan baik menjadi hal yang penting untuk kesehatan organ kewanitaan.

Baca Juga: Hasil Rapid Tesnya Negatif, Abah Surya Pengundang Rhoma Irama Sindir Bupati Bogor

Di sisi lain, penggunaan material yang tidak tepat untuk penyerapan darah menstruasi dapat menimbulkan infeksi. Saat menstruasi, kelembaban di daerah intim akan meningkat karena darah yang keluar melalui lubang vagina dan hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi jamur maupun bakteri.

Keempat, pembalut berpewangi bikin darah menstruasi tidak bau

Salah. Pada dasarnya, aroma darah menstruasi sangat khas, karena mengandung sel-sel yang semula “hidup”. Perlu diketahui bahwa aroma darah menstruasi itu tidak akan tercium oleh orang lain.

Sebaliknya, bahan kimia yang digunakan sebagai pewangi pada pembalut justru berisiko memicu iritasi di area vagina. Jika vagina Anda terus menerus mengeluarkan bau tak sedap bahkan setelah haid usai, konsultasikan ke dokter.

Kelima, perekat di pembalut menyebabkan keputihan

Salah. Fungsi perekat pada pembalut adalah untuk merekatkan pembalut ke celana dalam agar tidak mudah bergeser atau lecek saat beraktivitas.

Baca Juga: Ratusan Penonton Rhoma Irama Negatif Covid-19, Keluarga Abah: Imun Masyarakat Pamijahan San

Keputihan adalah hal yang normal terjadi. Cairan ini justru membantu membersihkan vagina agar vagina tetap bersih dan sehat, serta menyediakan pelumas dan melindungi vagina dari infeksi dan iritasi. Namun jika cairan keputihan Anda tampak tidak normal, ini mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.

Di sisi lain, pola perekat berbentuk garis-garis tipis, jadi tidak menutupi seluruh bagian belakang pembalut sehingga sirkulasi udara tetap lancar dan bebas lembap. Sederhananya, perekat di pembalut bukan penyebab keputihan. Ini hanyalah salah sekian dari mitos pembalut yang tak perlu Anda percaya lagi.

Selain mitos pembalut yang harus diketahui masyarakat banyak juga adalah soal tampon atau menstrual cup. Terlepas dari beragam mitos pembalut di atas, secara kesehatan penting untuk menjaga kebersihan vagina Anda selama menstruasi.

Baca Juga: CEK FAKTA : Cara Disuntik, Tenaga Medis di Jawa Timur Sengaja Tularkan Covid-19

Jika Anda tidak nyaman menggunakan pembalut, Anda bisa menggunakan tampon atau menstrual cup. Pastikan Anda secara teratur mengganti pembalut, tampon atau menstrual cup yang Anda pakai. Waktu yang disarankan untuk ganti pembalut adalah setiap 4-6 jam pemakaian. Artinya, dalam sehari sebaiknya Anda ganti pembalut sebanyak 4-6 kali.

Karena menggunakan pembalut, tampon, maupun menstrual cup selama lebih dari empat jam berisiko menyebabkan infeksi. Hal itu disebabkan karena organ kewanitaan Anda tak bisa bernapas melalui plastik yang melapisi pembalut dan menstrual cup. Selain itu, terlalu lama memakai tampon juga rentan menimbulkan toxic shock syndrome.

Pembalut yang tidak rutin diganti dapat menimbulkan bau dan infeksi dari bakteri dari darah haid. Selain itu, jika aliran darah Anda sangat banyak sementara pembalut sudah tidak cukup menampungnya, akhirnya dapat menyebabkan kebocoran. Untuk mencegah hal itu terjadi, sebaiknya kenali seberapa deras aliran darah Anda. Jika aliran darah deras dan pembalut yang Anda pakai tidak cukup banyak menyerap darah Anda, Anda mungkin harus ganti pembalut lebih sering.

Baca Juga: 200 Penumpang KRL asal Bogor Dites Covid-19, Bima Arya : Kita Masif Tes

"Yang terpenting adalah mengamati bahan baku pembalut. Menurut penelitian, pembalut mengandung dioksin yang bisa memicu timbulnya kanker serviks atau kanker leher rahim, meskipun belum ada data akurat terkait hal itu," kata dr H Abidinsyah Siregar.

Menurutnya, salah satu tes sederhana untuk menguji apakah pembalut mengandung dioksin adalah menguji lapisan dalam pembalut, dibuka lalu dimasukkan ke dalam air. Apabila hancur di dalam air dan air berubah keruh maka pembalut tersebut mengandung dioksin.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Hallo Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler