"Iya itu karena tekanan publik sebetulnya, tentu pak Jokowi merasa kalau BUMN nggak mensponsori dan gagal event ini," ungkap Rocky Gerung.
Maka terkait dengan BUMN sponsori Formula E, lanjut Rocky Gerung, headline tidak akan ada. Sebab, Presiden Jokowi selalu ingin ada headline.
"Jadi sebetulnya ini blessing in disguise (berkah terselubung), bahwa publik menekan agar supaya pemerintah itu peduli," tegas Rocky Gerung.
Baca Juga: Rocky Gerung Soal Ambisi Jokowi 3 Periode: Akan Dievaluasi oleh Projo
Dalam hal ini BUMN, kata Rocky Gerung, peduli dan pastikan bahwa Presiden Jokowi telepon Erick Thohir bahwa BUMN jadi sponsor.
"Kan nggak mungkin Erick Thohir dengan gembira mensponsori pesaingnya. Bagi pak Jokowi (Formula E) ini adalah event yang memungkinkan orang mengingat kembali pak Jokowi.
"Tentu pak Jokowi sudah siap-siap dibelakang, atau jadi navigator atau nanti angkat pemenangnya, kalungi victory laps, dan lain sebagainya," papar Rocky Gerung.
Maka dari itu, lanjut Rocky Gerung, dengan BUMN jadi sponsor Formula E ini sebenarnya selebrasi politik.
"Nah kita tahu bahwa di Formula E ada kompetisi, kompetisi antaa aktor politik. Kita nggak perlu menutup-nutupi bahwa pak Jokowi tentu ingin dapat sinyal baru.
"Sinyal baru supaya orang ingat bahwa pak Jokowi masih presiden, kan selama ini orang lupain bahwa seolah-olah pak Jokowi sudah bukan presiden," ucap Rocky Gerung.
Sebab, lanjut Rocky Gerung, Jokowi sudah tak pernah muncul dalam satu event yang betul-betul megah atau luar biasa.
"Sekarang pak Jokowi berpikir ulang, dan Anies Baswedan tentu gembira karena event ini akhirnya berjalan baik," tutur Rocky Gerung.
Baca Juga: Rocky Gerung Soal Kebijakan Sawit Rugikan Petani: Di Dalam Kabinet Jokowi Terjadi Perpecahan
Rocky Gerung menilai dengan BUMN jadi sponsor Formula E ini menjadi kegembiraan bersama.
"Pak Jokowi gembira, Pak Anies gembira yang tidak gembira pasti Erick Thohir, karena dia sudah keluarin duit yang sekaligus harus bersaing dengan popularitas," pungkas Rocky Gerung.***