"Inggris kini menganggap Covid-19 sebagai endemi, kemudian mereka mengatakan tidak perlu pakai prokes," kata Siti Fadilah.
Tapi, lanjut Siti Fadilah, Inggris memang sangat siap untuk mengubah atau transisi dari pandemi ke endemi.
Baca Juga: Eks Menkes Siti Fadilah Supari Prediksi Omicron Meningkat hingga 100 Ribu
"Endemi itu seperti pandemi tapi penyebabnya sudah jelas, obatnya sudah jelas, itu namanya bisa terjadi di sini (di Indonesia)," ungkapnya di YouTube Siti Fadilah Supari Channel, Minggu 27 Februari 2022.
Selanjutnya, kata Siti Fadilah, mereka sebetulnya mengatakan pandemik itu masih ada endemiknya.
"Itu haknya mereka mencabut mandatory prokes, karena mereka memimpin negaranya masing-masing," kata Siti Fadilah.
Baca Juga: Omicron Tidak Berbahaya, Ini Penjelasan Lengkap Eks Menkes Siti Fadilah Supari
Lantas, Siti Fadilah mempertanyakan soal kemungkinan di Indonesia juga akan memberlakukan hal yang sama seprti di Inggris.
"Tapi apakah pak Jokowi akan meniru mereka ya itu hak prerogatif beliau yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan.
"Dari ahli-ahlinya beliau, nah itu, pasti masyarakat kepengen banget, di Inggris saja sudah nggak perlu pakai vaksin, tidak perlu PCR, tidak perlu karantina kalau datang," ungkap Siti Fadilah.
Baca Juga: Eks Menkes Siti Fadilah Supari Soal Vaksin Booster untuk Tangkal Omicron: Dasarnya Nggak Jelas
Namun di Indonesia, lanjut Siti Fadilah, saat ini kondisinya berbeda masih banyak kasus Covid-19 varian Omicron.
"Lah yang tahu, saya malah berpikir, bagaimana G20 akan diselenggarakan dengan tenang, kalau masih ada berita-berita.
"Bahwa Omicron di Indonesia menyebabkan kematian, Omicron di Indonesia tidak terkendali," ungkap Siti Fadilah.
Padahal, kata Siti Fadilah, Omicron itu paling lama peaknya itu tiga bulan.
"Kita mulainya dari Januari, Februari dan Maret mudah-mudahan sudah selesai, ya tapi hal-hal yang negatif tentang Omicron itu mohon hati-hati sekali untuk diumumkan," ucap Siti Fadilah.***