Peneliti Ini Sebut Omicron Bisa Jadi Tanda Berakhirnya Pandemi Covid-19, Begini Penjelasannya

17 Desember 2021, 16:42 WIB
Ilustrasi virus Covid-19 varian Omicron /Pexels/

ISU BOGOR - Tak bisa dipungkiri, varian Omicron menjadi babak baru pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

Pasalnya, menurut penelitian, Omicron terbukti lebih mudah dan cepat menular dibandingkan dengan varian Delta.

Namun, kasus kematian karena Omicron ini jauh lebih rendah daripada varian-varian Covid-19 lainnya.

Baca Juga: Omicron Masuk ke Indonesia, Eks Menkes Siti Fadilah Sentil Pemerintah: Sok Gawat

Di Indonesia sendiri, varian Omicron telah terdeteksi masuk dan membuat heboh masyarakat Tanah Air.

Hal ini disampaikan land oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, ia mengonfirmasi jika kasus Omicron pertama telah terdeteksi pada seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet.

Penelitian seputar Omicron ini masih terus digencarkan oleh para peneliti, dokter, dan ilmuwan di seluruh dunia.

Baca Juga: Eks Menkes Siti Fadilah Supari Ungkap Omicron Lebih Cepat Menular: Tapi Keganasannya Menurun

Menurut seorang peneliti Dr Houman Hemmati, Ph.D., Omicron bisa jadi tanda berakhirnya pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

Mengapa demikian? Dr Hemmati menjelaskan bahwa rendahnya kasus kematian karena Omicron adalah pertanda bahwa virus Covid-19 telah bermutasi menjadi lemah.

Ini artinya, kata dia, bakal ada banyak orang yang terpapar Omicron, kemudian tubuh mereka akan mengembangkan antibodi alami, yang mana bisa memberikan perlindungan dari varian selanjutnya di masa depan.

"Tetapi secara hipotesis, jika ini (Omicron) tidak menyebabkan penyakit yang signifikan atau penyakit serius apapun dan terjadi, di sisi lain, menjadi sangat menular sehingga semua orang mendapatkaanya," ujar Dr Hemmati dikutip Isu Bogor dari Fox News.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Fox News

Tags

Terkini

Terpopuler