Ekspansi Obyek Wisata di Puncak Bogor Ancam Habitat Monyet Ekor Panjang

- 4 November 2023, 13:59 WIB
Ilustrasi monyet ekor panjang di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna, Puncak Bogor.
Ilustrasi monyet ekor panjang di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna, Puncak Bogor. /ISU BOGOR/Mutiara Ananda H.

“Kemudian terhadap aspek lingkungan sampai saat ini kondisi (lanskap) Gunung Mas tidak terlalu signifikan perubahannya. Kami mengikuti kaidah-kaidah aspek lingkungan,” terang Taukhid. 

Kendati demikian, Taukhid mengaku tidak mengetahui secara jelas luas area perkebunan teh Gunung Mas yang diratakan untuk kepentingan pembangunan wahana atau objek wisata baru. Ia mengatakan  luas kawasan yang digunakan untuk wisata yakni sekitar 20 hektar dari keseluruhan luas lahan Gunung Mas yang mencapai angka 1.623 hektar. Obyek wisata tersebut akan diperluas hingga 200 hektar.

“Nanti ada juga area-area yang kami kerjasamakan dengan mittra di bidang lainnya. Ada wisata, ada budidaya tanaman, itu di kisaran 200 hektar,” tuturnya.

Minimnya koordinasi antar lembaga menghambat penerapan One Health

Selaras dengan pernyataan pengelola Agrowisata Gunung Mas, Kepala Desa Tugu Selatan Eko Windiana mengatakan bahwa pembangunan tempat wisata di wilayahya sejauh ini tidak menimbulkan perubahan lanskap yang signifikan. Akan tetapi, menanggapi kasus monyet ekor panjang yang turun ke pemukiman warga, Eko mengakui pihaknya belum melakukan kajian maupun koordinasi intens dengan pengelola tempat wisata maupun lembaga konservasi terkait kendala yang ada.

“Kalau kaitan dengan monyet kemarin-kemarin ya, ada sering turun ke rumah warga, kami di pemerintahan desa tidak bisa menyampaikan statement yang represif dengan kondisi saat ini,” kata Eko di Kantor Desa Tugu Selatan.

“Kalau alasan kenapa monyet hari ini datang ke warga ya kita dari pemerintah desa belum sempat mengkaji sejauh ini. Kamu juga belum sempat berkomunikasi kendalanya dari mana, nanti baru kita coba komunikasi,” sambungnya.

Nihilnya koordinasi antar pemerintah desa dengan pengelola wisata dan lembaga konservasi ihwal monyet ekor panjang yang turun ke pemukiman warga menunjukkan bahwa penerapan One Health di kawasan Puncak Bogor belum maksimal. Bahkan, Eko mengatakan pemerintah desa belum memiliki bidang yang menaungi lingkungan hidup maupun satgas One Health.

“Hari ini di Desa Tugu Selatan belum ada (bidang yang menaungi lingkungan hidup), secara komprehensif sih belum ada, kami sedang menyusun, masih dibahas,” ujar Eko.

Terkait masifnya pembanguan tempat-tempat wisata di Gunung Mas dan sekitarnya, Eko menjelaskan bahwa pemerintah desa selalu turut aktif dalam pengawasan dan pertimbangan. Pemerintah desa juga melibatkan warga untuk pengawasan dan pertimbangan tersebut.

Perilaku manusia jadi faktor pendukung turunnya satwa primata ke kawasan pemukiman

Entang Iskandar dari PSSP IPB menjelaskan bahwa kebiasaan manusia bisa mengubah perilaku monyet ekor panjang dalam jangka waktu yang lama. Hal ini bisa menjadi faktor pendukung monyet ekor panjang di Puncak Bogor turun ke pemukiman warga untuk mencari sumber makanan. Di sejumlah tempat wisata di Puncak Bogor, seperti Telaga Warna, Telaga Saat, Warung Patra (Warpat), dan area Puncak Pas terlihat warga maupun wisatawan memberi makan monyet ekor panjang yang turun ke kawasan tersebut. Monyet ekor panjang telah menjadi daya tarik wisatawan yang mengunjungi tempat-tempat wisata di Puncak Bogor.

Halaman:

Editor: Mutiara Ananda Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah