Ekspansi Obyek Wisata di Puncak Bogor Ancam Habitat Monyet Ekor Panjang

- 4 November 2023, 13:59 WIB
Ilustrasi monyet ekor panjang di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna, Puncak Bogor.
Ilustrasi monyet ekor panjang di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna, Puncak Bogor. /ISU BOGOR/Mutiara Ananda H.

"Ya sebetulnya secara konsep pengembangan sudah dari dulu ya, sudah dibikin siteplan dan sebagainya. Nah, kalau dibilang perubahan pasti ada perubahan. Bedanya ya sekarang kami sudah memiliki berbagai macam fasilitas gitu ya atau pun wahana-wahana gitu," jelas Taukhid di Gunung Mas, Jumat, 13 Oktober 2023.

Di lahan PTPN VIII yang berbeda, sebuah tempat wisata dengan konsep kafe dan camping ground di tengah pergunungan resmi dibuka pada 2021. Nama tempat wisata yang sempat hits dan viral di media sosial itu adalah Pakis Hills. Bila melihat lanskapnya dari dekat, maka tempat wisata tersebut dibangun di area pergunungan yang masih rimbun dengan aneka ragam pohon dan tanaman.

Maraknya pembangunan tempat wisata di Puncak Bogor tersebut diduga kuat menjadi penyebab terganggunya habitat monyet ekor panjang sehingga mereka turun ke pemukiman warga untuk mencari sumber makanan. Hal tersebut juga dirasakan oleh Dede Rahmat, salah satu tokoh masyarakat yang tergabung dalam paguyuban “Karukunan Wargi Puncak” yang baru-baru ini juga menyatakan protes terhadap pembukaan lahan di kawasan Puncak. Menurutnya, satwa-satwa liar yang turun ke pemukiman warga baru-baru ini tak lain karena habitat mereka diganggu oleh aktivitas-aktivitas manusia yang masif.

Sebelumnya, Dede bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam paguyuban “Karukunan Wargi Puncak” mendesak agar pihak PTPN VIII serta sejumlah anak perusahaannya menghentikan sistem Kerjasama Operasional (KSO) di area perkebunan yang berpotensi merusak keanekaragaman hayati dan kelestarian alam Puncak.

Paguyuban Karukunan Wargi Puncak menyuarakan protes terhadap pembukaan lahan di Puncak Bogor yang merusak kawasan hutan dan kebun teh. (ISU BOGOR/Mutiara Ananda H.)
Paguyuban Karukunan Wargi Puncak menyuarakan protes terhadap pembukaan lahan di Puncak Bogor yang merusak kawasan hutan dan kebun teh. (ISU BOGOR/Mutiara Ananda H.)

“Saya tumbuh, besar, berkembang, dan berkeluarga di sini (Puncak), saya tahu persis bagaimana hubungan makhluk hidup yang ada di Puncak. Jarang terjadi makhluk gunung turun ke pemukiman selama kurun waktu 35 tahun paling ada babi hutan karena ada pemburu dia tersesat,” ujar Dede saat ditemui pada Jumat, 3 November 2023.

“Ada aktivitas manusia di atas sana yang coba masuk ke habitat mereka (monyet ekor panjang). Coba dong tolong survey, saya yakinkan dan saya pastikan 90 persen terjadi aktivitas manusia di lahan-lahan yang menurut kami sakral,” sambungnya.

Dugaan tersebut diperkuat dengan pendapat seorang ahli dari Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Institut Pertanian Bogor (IPB), Entang Iskandar. Ia mengatakan salah satu faktor penyebab monyet ekor panjang masuk ke pemukiman warga karena adanya perubahan lanskap pada habitat mereka. Berkurangnya sumber makanan yang ada di hutan karena dampak dari pembukaan lahan dapat menyebabkan monyet ekor panjang mencari sumber makanan hingga ke kawasan penduduk.

"Pada dasarnya, satwa itu memerlukan pakan ya. Nah, mereka keluar karena butuh sumber makan. Kenapa dia keluar? Karena ada gangguan pada habitat aslinya. Nah, kalau tidak ada gangguan, dengan sumber pakan cukup banyak, tidak ada gangguan habitatnya, kemungkinan kecil mereka akan turun," jelas Entang di PSSP IPB, Senin, 23 Oktober 2023.

Akan tetapi, Taukhid Mulya selaku pengelola kawasan wisata Gunung Mas membantah dugaan tersebut. Dia mengatakan monyet ekor panjang yang turun ke pemukiman warga di Desa Tugu Selatan bukan dari karena terdampak pengembangan wisata di Gunung Mas. Ia menuturkan, pihaknya selalu memerhatikan aspek lingkungan sebelum membangun wahana atau objek wisata baru.

Halaman:

Editor: Mutiara Ananda Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah