Dukung Ketahanan Pangan, Dandim Kota Bogor: Pengembangan Padi Organik Sejahterakan Petani

- 30 Juli 2020, 15:14 WIB
Komandan Kodim (Dandim) 0606/Kota Bogor Kolonel Inf Robby Bulan (Ketiga dari kanan) saat panen padi organik bersama Wali Kota Bogor Bima Arya di Kampung Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja, Bogor Selatan, Rabu 29 Juli 2020
Komandan Kodim (Dandim) 0606/Kota Bogor Kolonel Inf Robby Bulan (Ketiga dari kanan) saat panen padi organik bersama Wali Kota Bogor Bima Arya di Kampung Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja, Bogor Selatan, Rabu 29 Juli 2020 /Iyud Walhadi// Prokompim

ISU BOGOR - Komandan Kodim (Dandim) 0606/Kota Bogor Kolonel Inf Robby Bulan mengapresiasi kegiatan panen padi organik yang digelar Pemkot Bogor dalam rangka mendukung ketahanan pangan.

"Di mana kegiatan ketahanan pangan ini kami harapkan dapat terciptanya suatu ketahanan wilayah yang nantinya akan membawa ketahanan di daerah maupun secara umum, yakni ketahanan nasional," kata Kolonel Inf Robby disela-sela panen padi di Kampung Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja, Bogor Selatan, Kota Bogor, Rabu 29 Juli 2020.

“Yang kami dapatkan informasi bahwa lahan pertanian di Kota Bogor memang sedikit tapi dengan pengembangan padi organik atau beras organik dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” tambahnya.

Baca Juga: Panen Padi di Tempat Terindah Kota Bogor, Bima Arya Teringat Luna Maya!

Ia juga menyatakan siap mendukung kebijakan Pemkot Bogor yang akan mengembangkan program eduwisata di kawasan ini. “Ini sangat baik sekali antara pertanian atau urban farming dikombinasikan dengan pariwisata di Kota Bogor, mudah-mudahan dapat meningkatkan kesejahteraan petani khususnya warga Kota Bogor dan kami dari Kodim siap membantu, membackup kegiatan-kegiatan ketahanan pangan yang ada di Kota Bogor,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BPTP Jawa Barat Wiratno mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan demonstrasi plot (demplot) di 10 hektare lahan pertanian dengan memperkenalkan bioproduk, seperti pupuk organik, komposer supaya cepat menjadi mulsa, dan juga menggunakan pestisida alami.

“Banyak yang bilang kalau pertanian organik itu produksinya rendah. Jadi, kami coba berikan teknologi baru bioproduk ini. Alhamdulillah tadi pagi saya bicara petani di Mulyaharja ini dan menyebut bahwa ada penurunan jumlah penggunaan pupuk organik dari 7 ton per hektar menjadi 4 ton per hektar,” jelasnya.

Baca Juga: Tinjau PJJ di 5 Sekolah, Mendikbud Nadiem Makarim Minta Saran Guru Bogor Raya

“Dan produksinya malah naik 30 persen. Jadi, dengan pengaplikasian bioproduk di pertanian organik ini bisa meningkatkan pendapatan nilai beras sebesar Rp 10 juta per hektare. Dan ini merupakan terobosan Kementan dan bioproduk ini juga kami lakukan di 13 kabupaten/kota, termasuk Kota Bogor,” pungkasnya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x