Kajian Studi Kelayakan Trem Kota Bogor Mundur ke Akhir Tahun 2020

- 18 Juli 2020, 11:00 WIB
FOTO ilustrasi transortasi trem.*/RAFAEL MARCHANTE/REUTERS
FOTO ilustrasi transortasi trem.*/RAFAEL MARCHANTE/REUTERS /

 

ISU BOGOR - Studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) operasional trem Kota Bogor semula selesai Juli harus mundur ke Desember 2020. Hal itu dikarenakan masa pandemi Covid-19.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menuturkan, kajian studi kelayakan trem bekerjasama dengan PT Iroda Mitra hingga Colas Rail mengalami kemunduran. Pun demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) mengklaim pengerjaanya sudah 50 persen. 

"Semula seharusnya selesai Juli mundur hingga Desember 2020. Kerugian secara materil tidak ada hanya waktu saja. Kondisi Covid-19 kita perlu memahami ya situasi di seluruh dunia kan terdampak dan kita akan perpanjang sampai Desember yang nantinya mereka akan presentasikan secara menyeluruh tentang trem," kata Dedie, Sabtu 18 Juli 2020.  

Baca Juga: Geger Penemuan Mayat Lansia di Kabasiran Bogor, Polisi Ungkap Riwayatnya 

Saat ini, Dedie mengkalim, FS telah memiliki banyak kemajuan kajian. Termasuk, menyiapkan sitem kerjasama pembiayaan hingga koridor yang akan dibangun. Sampai saat ini kajian hampir 50% meliputi kajian teknis, financial, regulasi dan sosio kultural. 

"Selanjutnya akan masuk ke kajian tapak, asset dan detail teknis lainnya," paparnya. 

Selain itu, Pemkot Bogor juga telah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) atas perubahan kedua Peraturan Daerah (Perda) Kota Bogor Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Perda Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hal itu untuk menunjang kelengkapan operasional trem di Kota Bogor. 

Baca Juga: Perkiraan Cuaca: Akhir Pekan Ini Secara Umum Bogor Cerah, Kecuali Puncak 

Dedie menilai, rapeda itu diperlukan untuk melengkapi keseluruhan sistem transportasi di Kota Bogor secara regulasi. Lebih lanjut, payung hukum dan FS trem untuk menyambut Light Rail Transit (LRT) yang berujung di Baranangsiang, Kota Bogor. 

Kata dia, pada dasarkanya DPRD Kota Bogor menyambut baik pengajuan raperda yang akan menjadi payung hukum trem.

"Jadi termasuk juga memadu-madankan, raperda transportasi ini dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW. Diharapkan Raperda selesai dan hasil FS juga selesai tahun ini," ucap Dedie.

Baca Juga: Seleksi CPNS 2019 Dilanjutkan, SKB Akan Dibagi 3 Tahap Tahun Ini 

Pada Februari 2020, Colas Rail merekomendasikan agar menggunakan trem baru ketimbang hibah dari Utrecht, Belanda Namun, untuk beberapa unit trem taksiran biaya mencapai Rp 1,5 triliun.

Pada saat itu, Dedie menjelaskan, pendanaan yang tinggi masih menjadi tantangan bersama. Namun, dia mengatakan, akan mengupayakan bantuan dari pemerintah pusat.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah