ISU BOGOR - Melihat situasi Covid-19 yang saat ini semakin melonjak, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah melakukan beberapa langkah strategis, di antaranya penambahan tempat tidur minimal 30 persen di seluruh rumah sakit hingga aktivasi rumah sakit lapangan.
"Insya Allah kita beberapa hari lagi akan melakukan aktivasi rumah sakit lapangan. Kemudian beberapa hari lagi akan mengaktivasi pusat isolasi berbasis masyarakat di tiap kelurahan," terang Bima saat memberikan keterangan pers usai meninjau RS Marzoeki Mahdi Bogor, Minggu 27 Juni 2021.
Namun, menurut Bima, strategi yang dilakukan Pemkot Bogor tidak akan maksimal jika tidak diiringi dengan kebijakan yang lebih tegas dan lebih ketat dari pemerintah pusat dalam hal pembatasan aktivitas warga di tingkat makro.
Baca Juga: Cerita Dirut RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Hadapi 28 Orang Gangguan Jiwa Positif Covid-19
"Jadi saya kira memang pemerintah pusat harus berani memgambil langkah-langkah kebijakan yang lebih ketat, mungkin tidak dipukul rata secara nasional," ujarnya.
Kebijakan tersebut bisa diberlakukan sesuai dengan kedaruratan wilayahnya. Misalnya, Bima mencontohkan, pembatasan yang lebih ketat di Jabodetabek, pembatasan yang lebih ketat di Bandung Raya, pembatasan lebih ketat di Gerbangkertosusila, dan pembatasan di wilayah lainnya.
"Jadi sifatnya berbasis regional yang paling terdampak dengan status zona merah," tambahnya.
Baca Juga: Ini Langkah Pemkot Atasi Tingginya Kasus Positif Covid-19 di Kota Bogor
PPKM Belum Efektif