Antisipasi Varian Baru Covid-19 di Kabupaten Bogor, Ade Yasin: Ada Sanksi Bagi Perusahaan Pelanggar Prokes

- 23 Mei 2021, 07:40 WIB
Ilustrasi Varian Baru Corona B117
Ilustrasi Varian Baru Corona B117 /PIXABAY/PIRO4D./

Menurutnya, untuk antisipasi klaster industri atau pabrik dirinya meminta agar Satgas Covid-19 ditingkat RT/RW untuk gercep melaporkan, apabila ada warganya yang mudik. Meskipun Kabupaten Bogor bukan wilayah perantau, tapi penduduk lokalnya juga banyak, dan banyak pula yang kerja di Jakarta menggunakan kereta maupun bis. "Sebaiknya mereka melakukan swab dulu, baik di kantor maupun di industri, bahkan alat swabnya juga bisa dibeli secara mandiri," katanya.

Lanjut Ade Yasin memaparkan, deteksi bagi mereka yang melakukan mudik, bersama Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor, tingkat Kecamatan, Desa/Kelurahan hingga RT dan RW, untuk mengawasi langsung 40 kecamatan 416 desa 19 kelurahan, untuk mengawasi dan melihat sejauh mana perkembangan Covid-19 apakah turun atau naik. Ade Yasin meminta agar seluruh camat memerintahkan para kades, kemudian kades memerintahkan RT/RW untuk mengawal PPKM Mikro, sehingga dapat terus memonitor langkah-langkah di bawah.

"Alhamdulilah hinga saat ini belum ada laporan masyarakat yang terkonfirmasi positif kasus Covid-19 varian baru. Kita setiap hari selalu berkoordinasi melalui grup WA dengan seluruh camat, mereka setiap hari melaporkan kondisi perkembangan di wilayah masing-masing mulai dari tingkat Desa/Kelurahan hingga RT/RW, karena di kita ada kecamatan paling rawan yaitu kecamatan yang bersebelahan dengan DKI dan Bekasi yaitu Cibinong, Gunung Putri, Cileungsi, itu setiap hari yang selalu ada kasus, termasuk Bojonggede karena lintasan kereta," papar Ade.

Tambah Bupati Bogor, untuk memaksimalkan penanganan Covid-19 di Kabupaten Bogor, kita telah menyiapkan 29 rumah sakit swasta, 4 RSUD dan 2 rumah isolasi yaitu kerjasama dengan BPSDM di kecamatan Kemang, milik Kemendagri dan rumah isolasi di Cibogo yang merupakan balai latihan kerja milik Artha Graha

"Kondisi tempat isolasi sekarang untuk di Kemang di bawah 10% dari kapasitas 88 orang terakhir dihuni hanya 5 orang, sedangkan pusat isolasi di cibogo masih kosong sampai sekarang. Untuk hunian RS juga sudah di bawah 20% sekarang isolasi kosong, ini karena kesadaran masyarakat akan isolasi mandiri di rumah juga sudah terbangun, yang datang ke RS itu yang sudah bergejala kasus Covid-19, jadi masih terkendali di Kabupaten Bogor," terang Ade.

Ade Yasin juga menghimbau, kepada para pengusaha untuk melakukan vaksinasi gotong royong kerena vaksinasi yang dilakukan Pemkab Bogor itu masih untuk masyarakat yang berhubungan dengan orang atau pelayanan. Untuk perkembangan vaksin sudah cukup lumayan cakupannya di perusahaan sudah mencapai 9,06% yang dilakukan secara gotong royong. Artinya mereka sadar bahwa kesehatan pekerjanya itu menjadi penting.

"Ini kita terus dorong, karena kalau sampai ada klaster di industri kemungkinan perusahaannya akan kami tutup sementara. Untuk Nakes sudah 95% hampir 100 persen sudah di vaksin, petugas publik 36,86%, lalu Lansia masih kita dorong untuk vaksinasi karena targetnya belum mencapai yaitu baru 6%, banyak yang takut dan tidak mau, kita masih memiliki cadangan 6.400 file," tuturnya.

Ia juga meminta, kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bogor khususnya pengguna sarana publik seperti kereta, untuk melakukan Prokes dengan ketat dan melakukan vaksinasi, agar varian baru Covid-19 tidak masuk ke Kabupaten Bogor.***

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x