Bima Arya Jawab Keinginan Jakarta, Perlu Ada Sistem Rujukan yang Baik di Jabodetabek

- 28 Januari 2021, 09:58 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya. Kasus positif Covid-19 di Kota Bogor menembus  6.000 kasus atau tepatnya 6.062 kasus setelah adanya tambahan 74 warga setempat yang terkonfirmasi positif pada Sabtu 9 Januari 2021.
Wali Kota Bogor Bima Arya. Kasus positif Covid-19 di Kota Bogor menembus 6.000 kasus atau tepatnya 6.062 kasus setelah adanya tambahan 74 warga setempat yang terkonfirmasi positif pada Sabtu 9 Januari 2021. //Prokompim Kota Bogor

 

ISU BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan perlu adanya sistem rujukan untuk mengatasi kelangkaan keterisian tempat tidur akibat tingginya kasus Covid-19 di Jabodetabek.

“Jadi kemarin itu ada usulan dari Provinsi Jakarta, katanya Pemerintah pusat diminta bahasanya mengambil alih. Tapi saya kira poinnya begini, harus ada koordinasi yang lebih intens lagi untuk mengatasi kelangkaan keterisian tempat tidur,” ungkap Bima Arya, Kamis 28 Januari 2021.

Kata dia, salah satunya aplikasi sistem rujukan. Jadi warga itu bisa tahu yang kosong di mana. Datanya harus selalu diupdate.

Baca Juga: Tol BORR Seksi IIIA Beroperasi 30 Januari 2021, Tarif Termahal Rp28 Ribu, Ini Daftar Lengkapnya 

“Saya itu sering ditelpon warga Jakarta, kawan-kawan atau saudara. Mereka bilang Jakarta penuh (ruang isolasi/ICU), Bogor bagaimana,” tuturnya.

Menurut Bima, di Kota Bogor sudah membangun sistem rujukan itu. Tapi harus ditingkatkan lagi  sehingga warga bisa meng-update secara realtime.

“Saya pikir kalau di Jabodetabek ada sistem itu kan bagus bisa menolong warga. Tapi tantangannya memang bagaimana supaya data itu update. Kalau kosong ya kosong, kalau isi ya terisi. Semuanya harus diperbaharui oleh fasilitas kesehatan,” jelas Bima.

Baca Juga: Manchester United Rajin Menyerang, Tapi Bola Males Ditendang Gol Oleh Matrial 

Pemkot Bogor, kata Bima, terus berikhtiar untuk menekan bed occupancy ratio (BOR) yang angkanya sempat melebihi 80 persen.

“Kita sudah mengoperasikan RS Lapangan, lalu meminta seluruh rumah sakit rujukan menambah ruang isolasi dan ICU. Tapi kita tidak berhenti di sini, kita juga masih mempersiapkan tempat isolasi untuk OTG. Ada hotel yang sekarang dalam proses percepatan untuk bisa digunakan sebagai tempat isolasi OTG,” katanya.

“Kalau dua minggu lalu angkanya di atas 80 persen. Per hari ini BOR kita ada di angka sekitar 70 persen. Memang masih di atas ambang batas, tetapi saya melihat ada progres di sini. Rutin kami koordinasi dengan pimpinan RS untuk memastikan usaha-usaha mereka untuk menambah ruang isolasi dan ICU tadi,” terangnya

Baca Juga: Wismoyo Arismunandar Meninggal Dunia di RS Pondok Indah Jakarta Hari Ini 

Lebih jauh Bima Arya memprediksi, hingga akhir 2021 nanti Kota Bogor akan mencatatkan 11.000 kasus positif akumulasi. Sehingga diperlukan langkah-langkah untuk mengantisipasi skenario terburuk terjadi.

“Kami sudah punya angka-angkanya berdasarkan rekomendasi dari epidemiolog. Kami punya tim yang mengkalkulasi. Kalau misalnya tingkat efektivitas dari vaksin 80 persen, artinya jumlah target yang divaksin itu terpenuhi di Kota Bogor, kemudian angkanya baik, itu kemungkinan besar diakhri tahun akan ada 11.000 kasus positif akumulasi di Kota Bogor.”

“20 persen dari itu memerlukan perawatan di ICU. Ini sudah kita hitung dari sekarang, nambah di RS mana saja. Jadi setiap RS itu kita cek maksimal nambah berapa sampai Desember. Kalau RS sudah mentok kapasitasnya, baru kita buat di mana lagi untuk menambah ICU tadi,” beber Bima.***

Editor: Chris Dale


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah