ISU BOGOR - Wali Kota Bogor, Bima Arya mengarungi sungai Ciliwung sepanjang 70 kilometer dengan menggunakan perahu karet.
Bima Arya bersama Komunitas Peduli Ciliwung menuntaskan ekspedisinya selama 16 jam pada 10 November 2020.
Bima Arya dan tim melintasi wilayah sungai mulai dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Kota Depok dan berakhir di Pintu Air Manggarai, Jakarta.
Selain mengarungi sungai Ciliwung, ada misi tersendiri yang ingin disampaikan dalam kegiatan tersebut.
"Kami banyak mencatat, sepanjang perjalanan kami rekam semuanya. Ada titik pembuangan sampah, pembuangan limbah," ujar Bima Arya.
Ia mengatakan akan mencatat titik-titik dimana warga membuang sampah ke sungai.
Baca Juga: LINK Live Streaming Siaran Langsung Portugal vs Andorra Kamis Dini Hari, Christiano Ronaldo Main
Baca Juga: Biden Kecam Trump yang Belum Move On Akui Kekalahan di Pilres AS
Baca Juga: Kronologi Temuan Mayat Bayi Perempuan di Ciparigi, Polisi: Anak-Anak yang Pertamakali Menemukan
"Dari Bogor sampai Depok ada 34 titik. Tapi dari Depok sampai Manggarai itu ada ratusan titik," lanjutnya.
Kemudian Bima Arya mengatakan bahwa ada sejumlah pabrik yang langsung membuang limbahnya ke sungai, sebagian besar merupakan pabrik tahu.
"Ada limbah yang dibuang langsung ke sungai, kebanyakan pabrik tahu. Dari Bogor sampai Depok ada 11 (pabrik tahu), dari Depok sampai Jakarta ada belasan juga,” lanjutnya.
Bima Arya membahas mengenai spekulasi orang-orang mengenai banjir kiriman dari Bogor, ia ingin membuatnya jelas mengenai hal tersebut.
"Ini harus clear. Seberapa besar kiriman banjir dari Bogor. Seberapa besar penyumbang banjir di Jakarta," ucapnya.
"Tapi kalau kita lihat datanya, ternyata sebagian besar sampah dan limbah lokasinya dari Depok ke sini (Jakarta). Kalau dari Bogor sampai Depok vegetasinya masih hijau,” lanjutnya.
Bima Arya mengatakan masalah sungai Ciliwung ini merupakan urusan bersama, harus dilakukan kerjasama untuk menentukan induk permasalahannya.
“PR-nya banyak, kerja bareng dari hulu ke hilir. Jadi, kesimpulannya kalau kita tidak serius, kalau kita tidak kerjasama, akan begini-begini saja," tambahnya.
"Ini lihat datanya. Ketika dari Depok ke Jakarta itu airnya semakin bau, semakin cokelat, semakin banyak kiri kanannya itu timbunan sampah, baik yang dibawa banjir maupun sampah dari warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai,” ujar Bima.
Bima mengatakan semua pihak harus serius untuk menjaga kebersihan Ciliwung, agar jika terjadi sebuah luapan, air itu akan terserap dari hulu dan sepanjang aliran sungai sehingga tidak menimbulkan banjir di Jakarta.
Di Kota Bogor sudah dilakukan sejumlah program terkait lingkungan, selain untuk menerapkan program pengurangan kantong plastik Bima Arya juga membentuk Satgas Ciliwung.
“Kami melakukan apa yang bisa dilakukan di Kota Bogor. Ada Satgas Ciliwung yang tugasnya bersihkan sampah, normalisasi saluran air, edukasi kepada warga. Tapi data yang kami dapat ini akan kami sampaikan kepada kepala daerah masing-masing. Kelihatannya kita perlu banyak dibantu juga di wilayah Depok. Karena kalau Depok sampai Jakarta ini tergarap, banjir Jakarta akan jauh lebih berkurang,” terang Bima.
Selain itu Bima mengatakan membangun infrastruktur untuk membentuk kultur merupakan hal jauh lebih penting.
“Jadi kampung-kampung di situ dibangun IPAL-nya, dibangun sistem sampahnya, supaya orang tidak buang sampah sembarangan, tidak buang air sembarangan. Kan tidak mungkin melarang orang buang sampah tapi tempat sampahnya tidak ada, melarang warga buang air tapi IPAL-nya tidak dibangun,” ujarnya.
Baca Juga: Bima Arya: Makanan Sehat, Alat Olahraga dan Urban Farming Permintaannya Tinggi Selama Pandemi
Baca Juga: Jokowi Anugerahkan Bintang Mahaputera dan Bintang Jasa 71 Tokoh, Nomor 29 Tak Datang
Bima Arya ingin menyampaikan kepada Presiden Indonesia dan Kementerian PUPR untuk memperhatikan Ciliwung dengan seksama.
"Ciliwung ini urusan bersama. Kalau kita serius di hulu tapi di hilirnya tidak, ya percuma. Serius di hilir tapi dihulunya tidak ya juga sama saja. Saya optimistis bisa karena banyak komunitas, banyak penggiat lingkungan hidup, banyak warga juga yang siap membantu, tadi pada semangat ya. Tinggal pemerintahnya mendorong,” pungkas Bima.
Dalam pengarungan tersebut, diikuti sebanyak 12 perahu karet dari Bogor ke Depok yang berisikan para penggiat lingkungan, seperti Komunitas Peduli Ciliwung dan Satgas Ciliwung serta didukung oleh Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) dan unit rescue dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).***