Kasus Positif dari Klaster Keluarga Semplak Bogor Jadi 35 Orang, Dedie: Kita Tingkatkan Razia

18 Agustus 2020, 07:51 WIB
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim /

ISU BOGOR - Pemkot Bogor akan mulai meningkatkan razia penegakan aturan Perwali Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pelanggaran Tertib Kesehatan Dalam Pelaksanaan PSBB atau AKB dalam penanggulangan Covid-19 sebagai turunan Inpres Nomor 6 Tahun 2020 dan Pergub Jawa Barat Nomor 60 Tahun 2020.

Hal tersebu diungkapkan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor, Dedie A. Rachim menyikapi bertambahanya kasus posiif Covid-19 sebanyak 13 orang yang seluruhnya dari klaster keluarga di Semplak, Bogor Barat, Kota Bogor.

"Dengan demikian tentu harus ada satu langkah preventif yang intinya diinisiasi masyarakat dan dibantu tokoh masyarakat agar tingkat penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan," katanya, Selasa 18 Agustus 2020.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa 18 Agustus 2020, Taurus dan Aquarius Hari Ini Waktu yang Tepat?

Menurutnya, penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 13 orang dari klaster keluarga ini merupakan hasil tracing yang sebelumnya ada 22 orang positif korona.

“Kita baru saja mendapatkan laporan dari Dinkes Kota Bogor bahwa ada tambahan 13 orang positif Covid-19 dari satu klaster yang sama (keluarga),” kata Dedie yang juga Wakil Wali Kota Bogor usai mengikuti Upacara Penurunan Bendera HUT ke-75 Kemerdekaan RI di Balai Kota Bogor.

Dia menjelaskan, di klaster keluarga atau rumah tangga di Semplak, Bogor Barat ini jumlah terkonfirmasi positif menjadi 35 orang, 6 orang diantaranya dari Kabupaten Bogor dan 29 orang dari Kota Bogor.

Baca Juga: Sinopsis Serial Drakor Pemuda Kaya Berkepribadian Ganda : Hyde, Jekyll, Me

“Kami tentunya menyampaikan rasa keprihatinan. Artinya, dalam kondisi Kota Bogor yang masih berada di zona orange atau dalam risiko sedang masyarakat memang harus betul-betul mematuhi protokol kesehatan,” jelasnya.

Dedie menyebut, asal-usul penularan di rumah tangga berasal dari imported case (dari luar) dan klaster perkantoran.

“Jadi, dua ini kemudian menularkan di keluarga. Kebanyakan dari imported case atau seseorang yang bekerja di luar kota atau setelah melakukan perjalanan jauh. Oleh karena itu, kita akan menerapkan protokol Covid-19 secara ketat,” tegasnya.

Baca Juga: Ini Sosok Petugas Upacara Penurunan Bendera HUT ke-75 RI, Sylvia Kartika Dipercaya Pembawa Bendera

Untuk sementara ini Dedie mengaku belum mendapatkan laporan apakah 13 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 ini sudah diisolasi di rumah sakit atau isolasi mandiri.

“Mereka terkonfirmasi dari tracing dan hasil swab sebelumnya. Ini sangat memprihatinkan, karena ini klaster keluarga terbesar mungkin di Indonesia. Jadi, ini menjadi perhatian kita bersama,” jelasnya.

Dia kembali meminta kepada masyarakat untuk selalu berada dalam kewaspadaan yang tinggi. Pasalnya, kondisi pelonggaran PSBB Pra AKB ini bukan berarti semua berada dalam kondisi yang aman, akan tetapi justru sebaliknya.

Baca Juga: Asik, BLT Pekerja Rp600.000 Cair Selasa Depan 25 Agustus 2020

“Karena disana-sini dengan pelonggaran terjadi aktivitas masyarakat yang kemudian menimbulkan risiko. Saya menghimbau kepada masyarakat, khususnya pada saat melaksanakan acara sosial kemasyarakatan, seperti kegiatan keagamaan, pernikahan dan lain-lain harus betul-betul dilaksanakan dengan protokol kesehatan,” ujarnya.

Berdasarkan keterangan dari Dinkes Kota Bogor, hari ini total kasus Covid-19 di Kota Bogor berjumlah 422 orang, dengan rincian 25 orang meninggal, selesai isolasi/sembuh 242 orang dan positif aktif 155 orang.

"Untuk kasus dengan kategori kontak erat (orang tanpa gejala) hingga saat ini di Kota Bogor jumlahnya mencapai 1.074 orang, discarded/selesai 923 orang, masih di karantina 151 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno dalam keterangan pers tertulisnya, Selasa 18 Agustus 2020.

Baca Juga: Agustusan, Kasus Covid-19 Kota Bogor Bertambah 13 Orang dari Klaster Keluarga Semplak

Ia menambahkan untuk kasus dengan kategori suspek (orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan) sebanyak 2.371 orang terdiri dari meninggal 36 orang, discarded 2.221 orang dan masih sakit 114 orang.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler