Tren Kasus Corona di Kota Bogor Naik, Bima Arya: Tak Bisa Hanya Analisis Imported Case

28 Juli 2020, 21:44 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (masker hitam) saat Briefing Staf di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa 28 Juli 2020 /Iyud Walhadi// Prokompim

ISU BOGOR - Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor diminta menganalisis terjadinya tren kenaikan angka kasus positif corona.

Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat Briefing Staf di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa 28 Juli 2020.

"Jadi, ini perang belum selesai. Hari ini kita lihat penularan di perkantoran dan permukiman. Kalau di Kota Bogor trennya naik, jadi sudah ada 4 keluarga karena tidak jujur dan lalai akhirnya banyak terjangkit positif,” sebutnya dalam keterangan pers tertulis yang diterima IsuBogor.com, Selasa 28 Jui 2020.

Baca Juga: Cegah Penularan Corona di Bogor, Bima Arya Wajibkan Warganya Lapor RT dan RW

Untuk itu, ia meminta Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor dan Dinkes Kota Bogor segera menganalisis penemuan penularan kasus tersebut.

“Kita tidak bisa hanya menganalisis imported case, tetapi harus didalami, karena ada yang tidak kemana-mana positif, yang dikhawatirkan adalah mulai terjadi transmisi lokal di permukiman, awalnya memang dari luar kota,” ujarnya.

Vietnam kata Bima Arya, merupakan negara paling berhasil menanggulangi Covid-19 dengan angka kematian 0 dan kasus ditekan. Tetapi hari ini dilaporkan ada 11 orang positif Covid-19 yang diduga berasal dari luar.

Baca Juga: Dilantik Jadi Gubernur Kepri, Pengamat: Isdianto Cetak Sejarah Baru di Indonesia

“Kemudian langsung dikeluarkan kebijakan-kebijakan yang tegas. Jadi, kita harus ekstra hati-hati dengan kunjungan ke luar kota dan kita harus memonitor semuanya. Camat, lurah atensi khusus mengawasi pergerakan orang keluar masuk,” kata dia.

Untuk mengatasi jangan sampai ada klaster pemerintahan/Balai Kota, ia meminta semua rapat dibatasi maksimal 30 menit dan tidak ada OPD yang melakukan kegiatan dengan mengundang kerumunan, kecuali pembagian bansos dengan protokol kesehatan.

“Saya sendiri memutuskan untuk tidak pernah datang apabila diketahui mengundang kerumunan, karena situasi ini belum normal, tetap hati-hati karena kita orang yang paling berisiko,” katanya.

Baca Juga: Warga Cibuluh Keluhkan Proyek Akses Jalan Masuk OCBD Olympic City Bogor

Pakar Epidemiologi menyatakan puncak Covid-19 di Bogor terjadi di Agustus 2021. Menteri Keuangan pun memprediksi pandemi ini terjadi dua tahun. “Jadi, bersiap-siap untuk bertarung dalam jangka waktu panjang,” kata Bima.

Di sisi lain, saat ini warga mulai abai dengan protokol kesehatan padahal angka positif Covid-19 terus naik. Jadi ini hal yang sangat serius karena penularannya merambah ke perkantoran, pemukiman dan lain-lain.

“Kuncinya kita harus siap-siap dengan strategi jangka panjang. Untuk itu, poin pertama adalah protokol kesehatan, jaga di lingkungan kantor masing-masing, Swab massal, proses dengan cepat PCR,” ujarnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler