56.967 Balita Tersebar di 38 Desa di Kabupaten Bogor Stunting, Ini Instruksi Ade Yasin

6 September 2021, 20:18 WIB
Ilustrasi anak-anak, Menteri PPPA mengimbau seluruh keluarga di Indonesia untuk memerhatikan gizi anak agar dapat menekan angka stunting pada anak. /Pixabay/Rapheal Nathaniel/

ISU BOGOR - Penurunan angka stunting menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Terdapat 56.967 balita, yang terdeteksi masuk dalam kategori gagal tumbuh (stunting) pada hasil penimbangan 321.787 balita.

Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, Pemkab Bogor berkomitmen di tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Bogor kurang dari 20 persen.

Berdasarkan data diinput melalui aplikasi elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau EPPGBM tahun 2021 diperoleh hasil prevalensi stunting sebesar 12,79%.

Baca Juga: 7 RS Kota Bogor Gelar vaksin Komorbid, Ini Syarat dan Ketentuannya

Berdasarkan, hasil bulan penimbangan, dari 321.787 balita yang ditimbang dan ditentukan status gizinya, ada 264.820 balita dengan status gizi normal.

"Untuk prevalensi stunting secara total sebesar 12,79 persen, ini lebih rendah 5,04 persen dari target 17,83 persen di tahun 2020,” ujar Ade Yasin, Senin 6 September 2021.

Ade mengatakan, ada beberapa wilayah di Kabupaten Bogor yang ditetapkan sebagai sasaran wilayah penanganan stunting.

Baca Juga: Kini, Warga Punya Penyakit Bawaan di Kota Bogor Sekarang Bisa Divaksin

Pada 2020, terdapat 38 desa di 14 kecamatan Kabupaten Bogor sebagai lokasi fokus intervensi stunting.

Sementara pada 2021, terdapat 68 desa dari 26 kecamatan di Kabupaten Bogor yang menjadi lokasi fokus intervensi.

“Bentuk intervensi pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi spesifik langsung oleh tenaga kesehatan (nakes) melalui imunisasi, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan Balita, pemantauan pertumbuhan dan sebagainya,” ujar Ade Yasin.

Baca Juga: Mantan Anggota AOA, Mina Ungkap Jimin Juga Bully 4 Orang Termasuk Dirinya dan Salah Satunya Sudah Meninggal

Selain itu, ia juga meminta kepada seluruh kecamatan untuk mensosialisasikan program penurunan angka stunting. Salah satu yang dilakukan yakni pemenuhan gizi anak-anak. Ade berpesan agar anak-anak diberikan menu yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya.

“Jangan sampai anak-anak diberikan menu yang tidak sesuai usianya sehingga menyebabkan kurang gizi, karena efeknya bukan hanya stunting tetapi ususnya juga terluka,” ucap Ade Yasin.

Upaya lain yang dilakukan untuk pencegahan stunting secara tidak langsung yakni bisa dilakukan dengan penyediaan air bersih, dan perbaikan sanitasi.

Baca Juga: Jennie BLACKPINK Ungkap Rindu Hadiri Acara Penghargaan

Selain itu, upaya peningkatan pendidikan, penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan kesetaraan gender juga harus dilakukan.

Menurut Ade, berbagai kajian menunjukan penerapan pola hidup bersih seperti kebiasaan cuci tangan yang meningkat berkorelasi pada menurunnya angka kasus diare dan infeksi yang menjadi salah satu penyebab stunting.

"kebiasaan hidup bersih juga dinilai cukup penting untuk terus disosialisasikan dan dipertahankan sebagai intervensi sensitif mengurangi tingkat stunting," paparnya.***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler