BIN Posting Tulisan Peribahasa Sunda Lawang Salapan Bogor, Begini Reaksi Kocak Netizen

28 April 2021, 20:29 WIB
BIN Posting Tulisan Peribahasa Sunda Lawang Salapan Bogor, Begini Reaksi Kocak Netizen /Tangkapan layar twitter @binofficial_ri

ISU BOGOR - Akun Badan Intelijen Negara (BIN) kerap memposting foto disertai kata bijak hingga hal-hal galau yang membuat reaksi netizen kocak.

Kali ini, akun BIN itu mengunggah tulisan peribahasa sunda pada simbol Tepas Lawang Salapan yang ada di Kota Bogor.

"Di Nu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga artinya Apa yang telah dinikmati oleh masa sekarang adalah hasil pekerjaan orang terdahulu, dan apa yang diperbuat oleh orang di masa sekarang adalah warisan untuk masa depan," tulis akun BIN pada Rabu malam 28 April 2021.

Baca Juga: Bojonggede Bogor Zona Merah, BIN Kerahkan 2 Mobil Laboratorium BSL-2 untuk Melacak Corona

Entah apa motivasi admin pemegang akun BIN tersebut mengunggah tulisan peribahasa sunda yang ada di simbol kebanggan warga Kota Bogor itu, yang jelas membuat netizen bereaksi cukup lucu.

"No smoking," tulis @dannysetiaawan balan postingan BIN.

Ada juga yang membalasnya dengan bahasa galau.

"Apa yg dia lakukan bukan untukku," tulis @ilm.a_.

"Kalo yang dibuat masa sekarang tidur doang min, mager ah," kata @s.permana31.

Seperti diketahui, tulisan peribahasa sunda itu bisa dilihat jika kita berkunjung ke Kota Bogor akan disambut di beranda rumahnya kota hujan ini.

Baca Juga: Masih Zona Merah, Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor dan BIN Lakukan Tes Massal di Bojonggede

Alasan Wali Kota Bogor Bima Arya membangung simbol baru di beranda kota bertujuan agar tidak melupakan sejarah dari Kota Bogor itu sendiri.

Tepas Lawang Salapan Dasakerta Dalam bahasa Sunda, tepas artinya beranda atau teras, salapan artinya sembilan, sedangakan lawang artinya pintu.

Tepas Salapan Lawang Dasakreta adalah beranda yang memiliki 9 buah pintu.

Pintu itu terbentuk dari 10 buah pilar yang bentuknya mirip pilar Istana Bogor. Bagian atas kesepuluh pilar ini dihubungkan oleh sebuah plang, sehingga membentuk 9 buah pintu.

Sepuluh buah pilar itu, melambang 10 bagian tubuh manusia yang harus dijaga agar terhindar dari perilaku buruk.

10 bagian tubuh itu disebut Dasakreta. Dasakreta adalah konsep yang diambil dari naskah kuno Kerajaan Pakuan Pajajaran yang beribukota di Bogor.

Sembilan lawang itu diapit oleh bangunan kecil berbentuk bundar. Bangunan itu tiruan dari Monumen Lady Raffles yang ada di Kebun Raya Bogor.

Monumen Lady Raffles adalah monument cinta yang dibangun oleh Sir Thomas Raffles untuk istrinya tercinta.

Sementara itu, Peribahasa Sunda yang ada pada plang yang menghubungkan 10 pilar, tertulis peribahasa Sunda. Bunyinya: DI NU KIWARI NGANCIK NU BIHARI SEJA AYEUNA SAMPEUREUN JAGA.

Peribahasa itu secara bebas artinya, apa yang kita dapatkan sekarang adalah hasil kerja kita di masa lalu. Yang sekarang kita lakukan adalah bekal untuk masa depan.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler