Banjir Bandang di Puncak Bogor, BPBD: 900 Jiwa Terdampak

19 Januari 2021, 14:44 WIB
Ratusan warga terdampak banjir bandang di Puncak Bogor mengungsi di aula milik PTPN VIII Gunung Mas. BPBD Kabupaten Bogor mencatat 900 jiwa terdampak banjir bandang yang disebabkan tingginya curah hujan.* /Dok BPBD

ISU BOGOR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melaporkan ada 900 jiwa warga Puncak Bogor yang terdampak bencana banjir bandang, Selasa 19 Januari 2021.

Sebagian besar warga Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor, yang terdampak banjir bandang itu mengungsi. Banjir bandang tersebut disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang disertai longsoran dari gunung.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Budi Pranowo menyebutkan berdasarkan hasil pendataan sementara sedikitnya 900 jiwa terdampak banjir.

Baca Juga: Kronologis Banjir Bandang di Puncak Bogor yang Membuat 474 Warga Mengungsi

"Sementara ini warga diungsikan ke rumah kerabat dan sebagian menempati Wisma PTPN VIII Gunung Mas. Adapun kerugian materil yang ditimbulkan masih dalam pendataan BPBD Kabupaten Bogor," katanya.

Material kayu dan lumpur akibat banjir bandang di Gunung Mas, Puncak, Bogor WA Group Relawan Bogor

Ia menyebutkan, kondisi di lokasi saat ini masih belum kondusif. Banjir susulan masih terjadi pada pukul 12.05 WIB.

"BPBD Kabupaten Bogor melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan lembaga juga instansi terkait untuk melakukan assesment, evakuasi, dan penanganan banjir bandang tersebut," ungkapnya.

Baca Juga: Banjir Bandang Susulan di Puncak Bogor, Katulampa Siaga Empat

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, dalam tiga hari kedepan, wilayah Kota Bogor dan sekitarnya, berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat.

Pihaknya selalu menghimbau kepada warga untuk selalu waspada dan siaga menghadapi musim hujan yang akan berlangsung hingga Februari 2021.

Warga bisa memantau prakiraan cuaca dan iklim di wilayahnya melalui laman BMKG. Selain itu, warga juga bisa melihat potensi bencana di wilayahnya melalui Inarisk.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler