Biografi Tiga Dosen IPB Meninggal dalam Waktu Berdekatan, Salah Satunya Ahli Mitigasi Bencana

6 Januari 2021, 20:46 WIB
Gedung IPB /

 

ISU BOGOR - Tiga dosen juga peneliti IPB University yakni Dr Kiagus Dahlan, Dr Mukjizat Kawaroe, dan Prof Dr Kukuh Murtilaksono dalam waktu berdekatan. Berikut biografi dan karya sebagai dosen dan peneliti IPB.

Berdasarkan keterangan kampus, Kiagus Dahlan meninggal pada Senin 4 Januari 2021, sehari sesudahnya salah satu dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Kiagus Dahlan dan  Kukuh Murtilaksono dari Fakultas Pertanian (Faperta) juga meninggal. 

Kepala Biro Komunikasi IPB University Yatri Indah Kusumastuti dalam keterangannya menuturkan, pihak kampus turut berbela sungkawa atas kehilangan tiga peneliti terbaik IPB.

Baca Juga: Tiga Dosen IPB Meninggal dalam Waktu Berdekatan, Salah Satunya Lantaran Corona 

“Rasa duka sedalam-dalamnya kami sampaikan untuk keluarga almarhum dan almarhumah. Doa terbaik kami semoga amal ibadah beliau bertiga diterima di sisi Allah dan mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya, “ ungkap Yatri, Rabu 6 Januari 2020.

Berdasarkan data akademik, Kiagus dosen dan peneliti yang aktif menghasilkan karya-karya penelitian. Salah satu hasil penelitian adalah ia berhasil mengembangkan biomaterial keramik kalsium fosfat berbahan dasar limbah cangkang telur.

Untuk keperluan filler gigi, khususnya untuk penumbuhan tulang alveolar gigi, telah dikembangkan Tricalcium Phosphate (TCP) yang karakteristiknya sama dengan produk impor.

Baca Juga: BPK Warning Bima Arya soal Kinerja Penanganan Covid-19 Kota Bogor 

Dokter gigi di Indonesia jarang menggunakan TCP karena harganya sangat mahal. TCP dari cangkang telur ini merupakan sesuatu yang baru karena belum pernah dikembangkan sebelumnya.

Penelitian ini telah mengantarkannya menjadi salah satu innovator dalam 102 dan 106 Inovasi Indonesia versi Business Innovation Center (BIC) – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada tahun 2010 dan 2014.

Hasil penelitiannya  ini diharapkan dapat berguna di masyarakat untuk menggantikan produk impor dalam bedah tulang dan perawatan gigi yang harganya sangat mahal.

Baca Juga: Like Konten Porno, Fadli Zon Jubir Bokep Trending 

Alumnus doktor bidang biofisika di University of New South Wales, Australia ini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Biomaterial Indonesia (MBI) dan Wakil Ketua Himpunan Fisikawan Medis dan Biofisikawan Indonesia (HFMBI).

Di IPB University, sejumlah jabatan pernah diamanahkan kepadanya antara lain: Wakil Dekan FMIPA, Direktur Administrasi Pendidikan dan Penerimaan Mahasiswa Baru serta jabatan terakhir sebagai Kepala Unit Laboratorium Riset Unggulan.

Adapun Mukjizat Kawaroe adalah ahli Biologi  Laut IPB University.  Ragam penelitian dilakukannya terkait ekotipologi mangrove dan lamun, biologi reproduksi hewan laut, biodiversitas dan konservasi laut, rehabilitasi dan pengelolaan ekosistim mangrove dan lamun.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran Calon Kuat Kapolri? Ini Profilnya 

Sosok yang pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Bioprospeksi Kelautan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK IPB University ini  punya tekad keras untuk mewujudkan biofuel dari mikroalga.

Ia lakukan penelitian dan ujicoba perbanyakan mikroalga dengan Racepond di Pelabuhan Ratu dan mendapatkan bahwa dari 80 ton kultur mirkoalga dari jenis Nannochloropsis sp dapat menghasilkan 22 kilogram bubuk mikroalga yang dapat diubah menjadi 2 liter biodiesel. 

Ia dan tim telah memiliki 13 jenis mikroalga potensial untuk bioenergi. Jenis-jenis tersebut adalahTertraselmis suecica, Dunaiella sp, Chaetoceros sp, Chrollera vulgaris, Thalasiosia sp, Spirullina platensis, Nannocholoropsis sp, Navicula sp, Botrycoccus sp, Nitzchia sp, Skeletonema, Tertraselmis chuii.

Baca Juga: Ribuan Orang Tandatangani Petisi, Minta KPK Hukum Mati Juliari Koruptor Bansos COVID-19 

Dalam pelaksanaan penelitiannya, Doktor lulusan Ilmu Kelautan IPB ini bekerjasama dengan Riset Institute Science and Technology (RIST) Korea.

Sementara, Kukuh Murtilaksono adalah pakar konservasi tanah dan air serta pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Alumnus doktor University of the Philippine at Los Banos ini banyak melakukan riset dengan melibatkan keilmuan fisika tanah, kimia fisik koloid tanah, sumberdaya fisik wilayah, kebijakan pengelolaan DAS, serta mitigasi bencana kerusakan lahan.

Baca Juga: Dedie Rachim Gantikan Bima Arya Jadi Orang Pertama di Bogor yang Disuntik Vaksin COVID-19 

Pada tahun 2013, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar IPB University dengan judul orasi Penyelarasan Implementasi Pengelolaan DAS di Indonesia.

Sejumlah jabatan pernah dipegangnya diantaranya Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (ITSL) Faperta IPB University tahun 2005-2009, Ketua Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia, serta anggota Dewan Guru Besar (DGB) IPB University.***

Editor: Chris Dale

Tags

Terkini

Terpopuler