Rizal Ramli Sebut Jokowi Banyak Dikelilingi Orang 'Islamofobia', Maka Sering di Demo Berjilid-jilid

- 26 Oktober 2020, 21:10 WIB
Rizal Ramli bersama Karni Ilyas.
Rizal Ramli bersama Karni Ilyas. /YouTube Karni Ilyas Club

ISU BOGOR - Selain oligarki, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga diisukan terlalu banyak dikelilingi orang-orang yang Islamofobia, sehingga tak jarang agama dijadikan alat untuk merongrong kekuasaannya.

"Orang sekitar Jokowi itu Islam Phobia (Islamofobia), memang benar mayoritas mereka juga Islam. Iya tapi kan ada orang yang Islam Phobia. Nggak suka political Islam," papar Mantan Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dalam acara Karni Ilyas Club di kanal Youtube 23 Oktober 2020.

Rizal menceritakan pertemuannya dengan Jokowi dua pekan sebelum ramainya aksi 4 November 2016 atau biasa disingkat 411 dan demo 02 Desember 2016 disingkat 212.

Baca Juga: Rizal Ramli: SBY Itu Raja Pelit Jadi Bohong Habiskan Rp100 Miliar untuk Danai Demo

Dalam kesempatan itulah ia mengaku sempat memberikan sejumlah wejangan atau menguliahi Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar bisa berkuasa lama dengan cara tidak menggangu agama dan kepercayaan masyarakat.

Rizal Ramli menyebut hal tersebut dilakukan seperti era Presiden Soeharto, Perdana Menteri Inggris hingga masa kolonial Belanda.

Selain karena banyaknya orang-orang di Istana atau disekitar Jokowi yang phobia terhadap Islam, juga karena tak adanya penasihat ahli di bidang Antropologi dan Sosiologi.

Baca Juga: Presiden Prancis 'Serang' Islam, PM Pakistan Surati Mark Zuckerberg Blokir Konten Islamofobia

"Akhirnya saya kasih kuliah Jokowi hampir 2 jam lebih. Saya jelaskan mas (Jokowi) tahu nggak kenapa Inggris,"

"Bisa berkuasa ratusan tahun di seluruh negara Asia Afrika, karena dia punya penasihat Ahli Antropologi yang tinggal belasan tahun di Afrika," kata Rizal.

Begitu orang Afrika ini memuji dewanya yang kalau malam seperti orang mabuk. "Tapi dia (antropolog) nggak berani komentar, ini tidak benar, ini irasional,"

"Karena dia tahu, dia pasti mati. Nah pengalaman antropolog ini, dijadikan nasihat kepada berbagai perdana menteri di Inggris,"

"Satu kamu boleh menjajah, boleh nyedot harta kekayaan di negara berkembang, tetapi tidak boleh ganggu agama, tidak boleh ganggu trust (kepercayaan/keyakinan)," katanya.

Rizal Ramli dalam acara Karni Ilyas Club di kanal YouTube Karni Ilyas.*
Rizal Ramli dalam acara Karni Ilyas Club di kanal YouTube Karni Ilyas.* YouTube @Karni Ilyas

Baca Juga: Jokowi Dikuliahi Rizal Ramli Cara Berkuasa Lama Seperti Soeharto, Belanda dan PM Inggris

Itulah Inggris, kenapa bisa berkuasa lama, Rizal Ramli mengaku sempat menjelaskan hal tersebut ke Jokowi.

"Mas (Jokowi) tahu nggak Belanda, menyuruh tanam paksa, menyengsarakan, rakyat tak ada perlawanan, waktu bikin jalan Cadas Pangeran, yang meninggal tuh ratusan, rakyat tak melawan, kenapa? karena waktu sembahyang break, pergi dan lain-lain," katanya.

Tapi begitu Belanda masuk mengganggu tokoh agama, contohnya Imam Bonjol di Sumatera Barat, perang belasan tahun, kemudian Pangeran Diponegoro, perang puluhan tahun, begitu pula Aceh.

Baca Juga: Paul Pogba 'Ngamuk' Namanya Dicatut Soal Pengunduran Diri dari Timnas Prancis Dikaitkan dengan Islam

"Artinya apa? Iya kan, jangan ganggu tradisi dan agama, You'll Be Fine. Tapi ada aja Islam Phobia di sekitar Jokowi," katanya.

Padahal, lanjut dia, Indonesia Pancasila, tidak boleh Phobia Islam, Phobia Katolik, Phobia Kristen.

"Iya kan, dan jangan omongin agama dan faith orang lain, di berbagai WA Group ada yang doyan ngomongin agama Islam begini begitu, nggak boleh itu kan soal faith (keyakinan), bukan soal rasional," jelasnya.

Kalau soal rasional, lanjut dia, bisa dilakukan secara dialog dan diskusi. Hal seperti ini Rizal memberikan masukan ke Jokowi.

Presiden Jokowi saat menghadiri acara tersebut melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 9 September 2020.
Presiden Jokowi saat menghadiri acara tersebut melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 9 September 2020. Lukas

Baca Juga: Komodo, Simak Ciri dan Fakta Unik Fauna Khas Indonesia Ini

"Mas tahu nggak kenapa pak Harto (Presiden Soeharto) bisa berkuasa 32 tahun, dia (Jokowi) bilang karena otoriter, karena ABRI," katanya.

Rizal Ramli menambahkan, bahwa bukan hanya karena Soeharto otoriter dan latar belakangnya tentara.

"Karena dia didampingi oleh, Profesor Kuntjoro Ningrat, ahli antropologi dan Profesor Selo Soemarjan ahli sosiologi, saat itu Soeharto diberi masukan ini nggak boleh, itu nggak boleh," katanya.

Terkait dengan itulah ia menyarankan ke Jokowi untuk ditiru, karena selama ini di Istana tak ada orang yang ahli Antropologi dan Sosiologi.

Baca Juga: Kritik Rizal Ramli UU Cipta Kerja: Oknum Birokrat Kita Brengsek, Menghambat Karena Ingin Memeras

"Benar nasihat saya, diadakanlah pertemuan ahli antropologi yang datang sekitar 70-100 orang, namanya profesor kalau debat berjam-jam, yang hadir bingung, akhirnya kagak jadi dipilih," ucapnya.

Demikian juga ahli sosiologi, nasihatnya dikerjakan, bahkan Jokowi sempat megumpulkan para ahli sosiologi juga.

"Kalau dia cerdas kan, ya cari saja ahli Antropologi, tanya siapa yang paling baik, atau minta tolong saya, mas Rizal kan banyak teman, cariin saya antropologi dan sosiologi top," katanya.

Sehingga dengan demikian Jokowi dalam mengambil kebijakan memiliki second opinion sebelum mengambil kebijakan.

"Ini sampai hari ini, dia (Jokowi) tidak pernah dapat nasihat dari ahli antropologi dan sosiologi," katanya.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x