Dalam serangkaian tweet, Khan mengatakan komentar itu akan menimbulkan perpecahan.
"Ini adalah saat di mana Pres Macron bisa memberikan sentuhan penyembuhan & menyangkal ruang bagi para ekstremis daripada menciptakan polarisasi lebih lanjut & marginalisasi yang pasti mengarah pada radikalisasi," tulis Khan.
"Sangat disayangkan bahwa dia memilih untuk mendorong Islamofobia dengan menyerang Islam daripada teroris yang melakukan kekerasan, baik itu Muslim, White Supremacist atau ideologis Nazi."
Macron telah memicu kontroversi awal bulan ini ketika dia mengatakan "Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia".
Baca Juga: Youtuber Daud Kim Akui Maanfaatkan Islam Demi Mendapatkan Popularitas
Sementara itu, Presiden Erdogan memperbarui seruannya kepada timpalannya dari Prancis Emmanuel Macron untuk menjalani pemeriksaan mental pada hari Minggu, sehari setelah komentarnya mendorong Paris untuk memanggil kembali utusannya ke Ankara.
Pemimpin Turki itu menuduh Macron "terobsesi dengan Erdogan siang dan malam", dalam pidato yang disiarkan televisi di kota Malatya, Anatolia timur.
Erdogan mengatakan Macron telah "tersesat", dalam kritik tajam keduanya terhadap pemimpin Prancis itu dalam dua hari atas perlakuan terhadap Muslim.
Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis berkembang di seluruh dunia setelah komentar Presiden Emmanuel Macron terhadap Islam dan Muslim serta tagar media sosial seperti #BoycottFrenchProducts menjadi tren di beberapa negara Arab dan Turki.