ISU BOGOR - Mantan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli menilai demo tolak Omniibus Law UU Cipta Kerja yang berujung rusuh kemarin adalah sengaja diciptakan.
Hal tersebut diungkapkan Rizal Ramli dalam akun twitternya, Jumat 9 Oktober 2020. Ia menyebut kerusuhan atau chaos di berbagai daerah yang terjadi kemarin ada kemiripan seperti peristiwa masa lalu.
"Ini pola neo-otoriter: create chaos (rusuh diciptakan)," cuitnya di akun @ramlirizal.
Kemudian, lanjut dia, para peserta aksi baik dari kalangan mahasiswa, pelajar dan aktivis maupun buruh disalahkan.
Baca Juga: Mardigu Wowiek si Bossman Sontoloyo Bongkar Fakta Omnibus Law Cipta Kerja Untungkan Oligarki
Baca Juga: Viral Para Wanita Simpanan Ikut Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di TikTok
Baca Juga: Bima Arya Usul Kumpulkan Seluruh Walikota se-Indonesia Bahas Tolak Omnibus Law
"Then blame students & activis (lalu menyalahkan siswa & aktivis): Malari, awal 1998, Mei 2019 (300 perusuh di depan KPU punya tato badan depan &belakang. Kalau mahasiswa hanya 1-3 tato, Islam ndak pake tato)," sindirnya satir.
Tak hanya itu, lanjut dia, setelah rusuh, pihak berwenang menyebarkan narasi-narasi di media bahwa mereka adalah mahasiswa dan aktifis.