Mauna Loa, Gunung Berapi Terbesar di Dunia Meletus setelah Tidur Hampir 40 Tahun

- 29 November 2022, 12:30 WIB
Gunung berapi Mauna Loa di pulau Hawaii ditampilkan foto selebaran 25 Maret 1984 yang disediakan oleh Survei Geologi AS, dan dirilis ke Reuters pada tahun 2014. Para ilmuwan telah waspada terhadap aktivitas baru karena lonjakan gempa bumi baru-baru ini di puncak gunung berapi. (Survei Geologi AS/Reu
Gunung berapi Mauna Loa di pulau Hawaii ditampilkan foto selebaran 25 Maret 1984 yang disediakan oleh Survei Geologi AS, dan dirilis ke Reuters pada tahun 2014. Para ilmuwan telah waspada terhadap aktivitas baru karena lonjakan gempa bumi baru-baru ini di puncak gunung berapi. (Survei Geologi AS/Reu /
ISU BOGOR - Mauna Loa di Hawaii, gunung berapi aktif terbesar di dunia telah meletus setelah tertidur selama hampir 40 tahun.

Akibatnya letusan itu mendorong abu vulkanik dan puing-puing berjatuhan di dekatnya, Senin 29 November 2022.

Hal itu diungkapkan pihak berwenang yang menyebutkan letusan terjadi dimulai Minggu larut malam di puncak kaldera gunung berapi di Big Island, kata Survei Geologi AS (USGS).

Baca Juga: Tsunami Hantam Pantai Pasifik Jepang Akibat Letusan Dahsyat Gunung Berapi Bawah Laut Tonga

Senin pagi, dikatakan aliran lahar tertahan di dalam area puncak dan tidak mengancam masyarakat di sekitarnya.

Badan tersebut memperingatkan warga yang berisiko terkena aliran lahar Mauna Loa untuk meninjau kembali persiapan letusan mereka, meski tidak ada perintah evakuasi.

Para ilmuwan telah waspada karena lonjakan gempa baru-baru ini di puncak gunung berapi, yang terakhir meletus pada tahun 1984.

Baca Juga: Penampakan Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Tonga yang Memicu Tsunami hingga Amerika dan Jepang

Para ilmuwan harus menunggu untuk melihat apakah ini tetap hanya letusan puncak atau letusan zona keretakan. Saat ini tidak ada indikasi migrasi letusan ke zona keretakan, kata para pejabat.

Zona keretakan adalah tempat gunung terbelah dan batuannya retak dan relatif lemah — sehingga magma lebih mudah muncul.

"Saat ini, bukan waktunya untuk khawatir," kata Walikota Big Island Mitch Roth sebagaimana dikutip dari CBC News, Selasa 29 November 2022.

Baca Juga: Viral Video Para Peneliti Asyik Memasak Hot Dog di Lava Pijar Gunung Berapi Aktif

Ilmuwan Observatorium Gunung Api Hawaii, Ken Hon menjelaskan letusan rata-rata Mauna Loa biasanya tidak berkepanjangan, berlangsung hanya beberapa minggu.

"Biasanya, letusan Mauna Loa dimulai dengan volume terberat terlebih dahulu," kata Hon. "Setelah beberapa hari, mulai sedikit tenang," ujarnya.

Hon menambahkan ada beberapa foto yang diberikan kepada Hawaiian Volcano Observatory yang menunjukkan bahwa ujung selatan kaldera telah meluap, menyebabkan aliran lava beberapa kilometer keluar dari kaldera.

Baca Juga: Geger! Info Gunung Gede Meletus usai Gempa Cianjur hingga Pendakian Ditutup, Begini Respons Taman Nasional

Pada beberapa letusan sebelumnya, lahar telah meluap ke kaldera namun tidak pernah mendekati daerah berpenduduk.

"Saat ini kami sedang melihat indikasi, mencoba mencari tahu apakah ini akan menjadi letusan yang tetap berada di puncak Mauna Loa atau bergerak ke bawah salah satu zona keretakan ke barat daya dan timur laut," kata Hon.

"Kami tidak ingin mencoba menebak-nebak gunung berapi itu. Kita harus membiarkannya benar-benar menunjukkan kepada kita apa yang akan dilakukan dan kemudian kita memberi tahu orang-orang tentang apa yang terjadi secepatnya," lanjutnya.

Baca Juga: Indigo Tigor Otadan Unggah Aquascape Gunung Meletus dan Buah Salak, Ramal Gunung Salak Bakal Meletus?

Meski mencatat tidak ada indikasi lava keluar dari puncak, badan pertahanan sipil mengatakan telah membuka tempat berlindung di Kailua-Kona dan Pahala karena ada laporan orang-orang yang mengungsi sendiri di sepanjang pantai Kona Selatan.

Peringatan hujan abu diberlakukan

Sebagian Pulau Besar berada di bawah peringatan hujan abu yang dikeluarkan oleh National Weather Service di Honolulu, yang mengatakan hingga seperempat inci (0,6 sentimeter) abu dapat menumpuk di beberapa daerah.

"Berdasarkan peristiwa masa lalu, tahap awal letusan Mauna Loa bisa sangat dinamis dan lokasi serta aliran lahar dapat berubah dengan cepat," kata USGS.

Mauna Loa adalah salah satu dari lima gunung berapi yang membentuk Pulau Besar Hawaii, yang merupakan pulau paling selatan di kepulauan Hawaii.

Mauna Loa, dengan ketinggian 4.169 meter di atas permukaan laut, adalah tetangga yang jauh lebih besar dari gunung berapi Kilauea, yang meletus di lingkungan perumahan dan menghancurkan 700 rumah pada tahun 2018.

Beberapa lerengnya jauh lebih curam daripada lereng Kilauea, sehingga lavanya dapat meletus saat meletus. mengalir jauh lebih cepat.

Selama letusan tahun 1950, lava gunung menempuh jarak 24 kilometer ke laut dalam waktu kurang dari tiga jam. Pada letusan tahun 1984, lahar mengalir sejauh delapan kilometer dari kota Hilo.***



Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah