Elon Musk Sebut Tweet Russiagate Hillary Clinton sebagai Kampanye Hoax

- 21 Mei 2022, 20:07 WIB
Elon Musk Sebut Tweet Russiagate Hillary Clinton sebagai Kampanye Hoax
Elon Musk Sebut Tweet Russiagate Hillary Clinton sebagai Kampanye Hoax /Kolase foto Elon Musk dan Hillary Clinton/Reuters
 
ISU BOGOR - CEO Tesla Elon Musk menyebut tweet Hillary Clinton tahun 2016, terkait dengan klaim kolusi antara mantan Presiden AS Donald Trump dan Rusia yang sekarang telah dibantah, adalah 'Kampanye Hoax'.

Tweet tersebut diposting oleh Clinton pada 31 Oktober 2016 selama kampanye presidennya yang gagal saat itu, sebagai tanggapan atas laporan berita tentang dugaan server rahasia di Trump Tower yang konon digunakan untuk berkomunikasi secara diam-diam dengan Rusia.

“Ilmuwan komputer tampaknya telah menemukan server rahasia yang menghubungkan Trump Organization dengan bank yang berbasis di Rusia,” tweetnya.

Baca Juga: Sering Sindir Joe Biden, Elon Musk: Serangan Politik Terhadap Saya Akan Meningkat

Pernyataan Musk datang sebagai tanggapan terhadap pengguna berjuluk VeeSPIKE, yang menandai CEO Tesla dan SpaceX dalam sebuah pesan.

Pesan itu menulis bahwa mereka telah menyebut tweet itu sebagai "disinformasi yang menyesatkan" ke Twitter, tetapi itu tidak pernah dihapus dan tidak memiliki label peringatan terpasang.

“Kamu benar sekali. Tweet itu adalah tipuan kampanye Clinton di mana pengacara kampanye mereka sedang menjalani persidangan pidana, Musk tweeted, juga menghubungkan artikel BBC berjudul "Michael Sussmann: pengacara Clinton 'berbohong untuk memanipulasi FBI atas Trump'".

Baca Juga: Elon Musk Sindir Joe Biden: Presiden Sejati adalah Siapapun yang Mengendalikan Teleprompter

Namun, taipan miliarder itu menolak berkomentar apakah dia akan mengambil tindakan untuk menghapus pesan mantan Menteri Luar Negeri itu jika dia bertanggung jawab atas raksasa media sosial itu.

Dilansir dari Sputnik News, Sabtu 21 Mei 2022, pernyataan Musk mengikuti mantan analis di sebuah perusahaan yang berbasis di Washington Laura Seago yang bersaksi bahwa dia mengambil bagian dalam pertemuan tahun 2016 antara beberapa anggota perusahaan riset intelijen strategis Fusion GPS, yang menyusun apa yang disebut "Berkas baja, dan jurnalis Franklin Foer untuk menyebarkan teori palsu tentang Trump setelah mengetahuinya dari Sussmann.

Berkas Steele setebal 35 halaman, yang diterbitkan seminggu sebelum pelantikan Trump pada Januari 2017 dan kemudian dibantah, menuduh bahwa intelijen Rusia telah mengompromikan informasi tentang presiden AS ke-45 dan bahwa Kremlin dan Trump memiliki saluran rahasia "luas".

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Sputnik News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x