Pakar Prediksi Putin Bakal Gunakan Senjata Kimia Dalam Taklukan Ukraina

- 8 April 2022, 07:07 WIB
Pakar Prediksi Putin Bakal Gunakan Senjata Kimia Dalam Taklukan Ukraina
Pakar Prediksi Putin Bakal Gunakan Senjata Kimia Dalam Taklukan Ukraina /Foto Kolase Vladimir Putin dan Ilustrasi Senjata Kimia/Reuters
ISU BOGOR - Presiden Rusia Vladimir Putin diprediksi bakal mempertaruhkan segalanya dalam menaklukan Ukraina, diantaranya penggunaan senjata kimia yang akan mengancam tempatnya di Kremlin.

Bulan lalu, Rusia mengatakan akan secara radikal mengurangi aktivitas militer di sekitar Ukraina utara, termasuk di dekat Kiev dan kota Chernihiv di tengah pembicaraan damai yang mengalami kesulitan di Istanbul, Turki.

Wakil menteri pertahanan Rusia, Alexander Fomin, mengatakan isyarat itu adalah untuk meningkatkan rasa saling percaya.

Baca Juga: Eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev Sebut Putin Ingin Kerajaan Moskow Membentang hingga Lisbon

"Menciptakan kondisi yang tepat untuk negosiasi di masa depan dan mencapai tujuan akhir penandatanganan kesepakatan damai dengan Ukraina," kata Alexander Fomin.

Tapi ini terjadi setelah Kremlin mengatakan sedang bergerak untuk mengkonsolidasikan cengkeramannya di wilayah Donbas timur, yang saat ini berada di bawah kendali pro-Moskow.

Menteri pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan tujuan utama Rusia sekarang adalah pembebasan wilayah tersebut.

Baca Juga: Ogah Diplomasi dengan Rusia, Polandia: Kita Harus Hadirkan Kondisi yang Sangat Sulit kepada Vladimir Putin

Sementara itu, Pakar Senjata Kimia yang sempat menjabat sebagai Kepala Unit Senjata Kimia Angkatan Darat Inggris, Kolonel Hamish de Bretton-Gordon, mengatakan kemampuan Moskow untuk merayap lebih jauh ke barat saat pertempuran atrisi berlanjut diragukan jika tanpa menggunakan senjata kimia.

"Plihannya ada pada apakah Putin bersedia mempertaruhkan semuanya dan meluncurkan serangan tidak konvensional ke Ukraina Barat, atau memutuskan Donbas untuk memenuhi persyaratannya," kata dia.

Dia berharap akan ada semacam perdamaian dan Rusia akan fokus di Timur.

Baca Juga: Pakar Peringatkan Putin Soal Eksploitasi Senjata Kimia Bisa Akhiri Kekuasaannya di Rusia

"Tapi saya tidak bisa melihat mereka mengambil Kiev, atau kota-kota besar lainnya ke barat, seperti Lviv, tanpa menggunakan jalan yang tidak teratur atau perang yang tidak biasa,” ungkapnya sebagaimana dilansir Express UK, Jumat 8 April 2022.

Dengan perang yang tidak berjalan seperti yang dibayangkan Vladimir Putin, mantan kepala Unit Senjata Kimia Angkatan Darat Inggris ini membandingkan kinerja buruk pasukan konvensional Rusia dengan taktik perang di Suriah.

Mantan komandan pasukan senjata kimia NATO itu menyamakan perang di Ukraina dengan pengepungan Aleppo, yang menjadi salah satu pengepungan terpanjang dalam peperangan modern.

Baca Juga: Kisah Mantan Istri Putin, Bercerai dengan Presiden Rusia yang Penyebabnya Penuh Misteri

Berlangsung dari 2012 hingga 2016, perkiraan menempatkan korban tewas di lebih dari 31.000.

De Bretton-Gordon berkomentar bahwa pengepungan itu pada akhirnya hanya dimenangkan dengan penggunaan senjata kimia. Sebab, kata dia, di benak Putin mungkin ada keyakinan bahwa senjata konvensional hanya akan membawa seperti sekarang ini, dan apa yang berhasil di Suriah akan ditiru.

“Sudah jelas, secara konvensional, dia tidak akan bisa merebut Ukraina. Oleh karena itu, ini adalah pertanyaan apakah dia mempertaruhkan segalanya untuk mengambil Ukraina, atau memutuskan Donbas dan timur sesuai harapannya,” katanya.

Dia menambahkan bahwa Rusia dengan kekuatannya saat ini dan taktiknya saat ini, tidak akan bisa menguasai seluruh Ukraina untuk waktu yang lama.

Tetapi bahkan dengan penggunaan senjata kimia, Putin tidak dapat keluar dengan baik dari invasi, de Bretton-Gordon menekankan.

“Jika dia meningkat menjadi senjata kimia, itu akan menjadi kehancurannya. Dia [Putin] hanya akan membuat marah semua orang, kata dia seraya menambahkan itu akan membuat posisi Putin sangat lemah di Kremlin.

Hasilnya akan menjadi tanggapan Barat yang lebih keras, dan dukungan lebih lanjut untuk Ukraina.

Dia memperkirakan jika senjata kimia digunakan, akan ada lebih banyak sanksi kepada Rusia.

“Akan ada lebih banyak pembatasan. Kami akan memberi militer Ukraina lebih banyak amunisi dan senjata - senjata yang lebih canggih," ungkapnya.

Ketika pasukan Rusia mundur dari titik-titik utama pertempuran, laporan tentang kekejaman yang dilakukan oleh tentara Rusia terhadap warga sipil di kota Bucha muncul, yang dibantah oleh Kremlin.

Pada hari Kamis, Rusia diskors dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB dalam sebuah langkah yang oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken disebut salah "benar".

Pemungutan suara, yang dikutuk oleh Rusia, dipuji oleh menteri luar negeri Ukraina Dmytro Kuleba sebagai pertunjukan dari tubuh yang tetap berada di “sisi kanan sejarah”.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah