Takut Jadi Sasaran Rusia, Israel Tolak Keras Permintaan Ukraina Ini

- 25 Maret 2022, 10:47 WIB
PM Israel Naftali Bennett
PM Israel Naftali Bennett /Instagram/naftalibennett/

ISU BOGOR - Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat negara-negara lain di dunia ikut terlibat dalam menemukan jalan damai bagi kedua belah pihak.

Salah satu yang gencar melakukan perbincangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah Israel.

Namun, baru-baru ini, The Guardian melaporkan bahwa Israel menolak keras salah satu permintaan Ukraina.

Baca Juga: Ukraina dalam Krisis, Zelensky Telepon Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi: Kami Sepakat...

Pasalnya, Israel takut Rusia murka dan menjadikan negaranya sebagai sasaran perang selanjutnya jika menuruti permintaan Ukraina ini.

Permintaan yang dimaksud yakni lisensi teknologi spyware Pegasus milik NSO Group Israel.

Selama beberapa tahun terakhir, Ukraina telah gagal membujuk Israel untuk melisensikan spyware Pegasus yang kontroversial sebagai senjata cyber dalam upaya melawan Rusia.

Baca Juga: Muak dengan Rusia, Amerika Serikat Akan Lakukan Hal Ini untuk Ukraina

Israel telah menolak permintaan tersebut, yang telah dibuat setidaknya sejak 2019, karena khawatir akan membuat Rusia murka, lapor surat kabar Inggris, mengutip orang-orang yang mengetahui langsung masalah tersebut.

Teknologi Pegasus milik NSO Group sendiri telah dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden setelah media ramai melaporkan jika spyware itu menyasar para pembangkang, jurnalis, aktivis, dan bahkan beberapa pejabat Departemen Luar Negeri AS.

Pegasus adalah alat canggih yang memungkinkan operatornya menyusup ke ponsel target dan mencuri isinya, termasuk pesan, kontak, dan riwayat lokasi.

Baca Juga: Beri Sanksi ke 400 Lebih Elit Rusia, Presiden As Joe Biden: Mereka Harus Berbagi Rasa Sakit

Seorang pejabat senior intelijen Ukraina mengatakan kepada The Guardian bahwa keputusan Israel membuat Kyiv bingung.

Pejabat senior Ukraina lainnya mengatakan bahwa pemerintahnya kecewa dengan Israel, dengan alasan bahwa teknologi tersebut dapat digunakan untuk memantau kemajuan militer Rusia menjelang invasi dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada Kyiv tentang masalah terkait.

Sumber yang mengetahui persoalan ini mengatakan kepada The Guardian bahwa Israel takut tindakannya yang melisensikan Pegasus ke Ukraina dipandang sebagai tindakan agresi terhadap Ukraina.

Dalam kata lain, Israel khawatir menjadi target atau sasaran Rusia bersama dengan Ukraina yang kini tengah krisis.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah