BMKG Ungkap Penyebab Banjir di Kota Semarang yang Bertepatan dengan Gerakan Jateng Dirumah Saja

- 7 Februari 2021, 14:41 WIB
semarang banjir
semarang banjir /edi/edi pwdd

ISU BOGOR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah penyebab banjir di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang sempat membuat heboh jagat maya pada Sabtu 6 Februari 2021.

Banjir di Kota Semarang ramai diperbincangkan karena bertepatan dengan hari pertama gerakan Jateng Dirumah Saja yang digagas Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Bahkan tak sedikit warganet yang mengkaitkan dengan nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Sehingga dalam dua hari ini, nama kota Semarang menjadi trending di mesin pencarian google dan sejumlah platform media sosial.

Baca Juga: Ada Ganjil Genap di Kota Bogor, Volume Kendaraan Menurun hingga 46 Persen

Lalu apa penyebab banjir Kota Semarang yang membuat sejumlah fasilitas publik lumpuh karena genangan air. 

Berdasarkan keterangan resmi dar BMKG Stasiun Klimatologi Kota Semarang. Penyebab banjir disebabkan intensitas hujan yang lebat dengan durasi cukup lama yakni muylai pukul 02.00 WIB hingga pukul 05.30 WIB.

banjir semarang
banjir semarang

Sehingga pagi harinya, pada pukul 07.00 WIB, sejumlah daerah pemukiman warga terendam banjir. Bahkan genangan menyebar dibeberapa titik di wilayah Kota Semarang.

BMKG mengukur hujan dengan intensitas lebat-ekstrem. Terukur curah hujan pukul 07.00 WIB di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani sebesar 171 mm.

Baca Juga: PPKM di Bogor Ketat, 70 Persen Kendaraan dari Jakarta menuju Puncak Diputar Balik

"BMKG Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrim pada tanggal 6 Februari dari Pukul 01.30 WIB dan telah di update pukul 05.20 WIB. Kota Semarang termasuk salah satu wilayah yang masuk dalam Peringatan Dini tersebut, " kata Kepala Stasiun Klimatologi Semarang, Sukasno yang dikutip dari laman BMKG, Minggu 7 Februari 2021.

Ia menuturkan, BMKG juga telah mengeluarkan Informasi Prakiraan Cuaca berbasis Dampak SIGNATURE Tanggal 4 Februari 2021 yang berlaku 5 Februari 2021 pukul 07.00 WIB sampai dengan 6 Februari 2021 pukul 07.00 WIB .

Baca Juga: Sempat Siaga 3, Ketinggian Air di Bendung Katulampa Kembali Normal pada Minggu Siang, 7 Februari 2021

Berdasarkan data AWS Stasiun Klimatologi Semarang, hujan terukur sejak jam 00.10 WIB (17.10 UTC). Intensitas hujan mulai meningkat menjadi lebat - sangat lebat sejak pukul 02.10 WIB (19.10 UTC). Periode intensitas lebat - sangat lebat berlangsung sampai dengan pukul 05.30 WIB (22.30 UTC)," katanya.

Curah hujan tertinggi terukur di Pos Hujan Beringin Kecamatan Ngaliyan dengan curah hujan 183 mm, sementara curah hujan terendah di Pos Hujan Meteseh Kecamatan Tembalang yang tercatat 69 mm.

Berdasarkan pengamatan pada Citra Satelit Himawari, awan konventif sudah mulai tumbuh pada tanggal 6 Februari 2021 pukul 02.00 WIB dan semakin bertambah hingga menjelang pukul 07.00 WIB,"paparnya.

 Kondisi banjir di Kota Semarang.
Kondisi banjir di Kota Semarang. Antara

Pertumbuhan awan tersebut memicu hujan yang terjadi di Kota Semarang dengan intensitas lebat sejak pukul 02.00 WIB, dan meningkat intensitasnya menjadi hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem pada pukul 05:00 sampai 06.00 WIB, dan kemudian mulai menurun intensitasnya hingga pukul 07.00 WIB.

Baca Juga: 62 Sumur Minyak Ilegal di Jambi Ditutup Paksa KLHK

Sukasno menjelaskan, analisis sementara menunjukkan pengaruh aktifnya Angin Monsun Dingin Asia dan adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Kondisi tersebut didukung dengan masa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas sehingga mendukung proses pembentukan awan hujan di Jateng.

khususnya sebagian besar wilayah pantura tengah-barat termasuk Kota Semarang. Berdasarkan analisis tersebut BMKG memperpanjang Peringatan Dini hujan lebat hingga sepekan ke depan untuk wilayah Jateng," tutupnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah