"Banyak pemainnya plus adanya industri buzzer," tulis warganet @pengamatkamuaja.
Baca Juga: Media Asing Soroti Korupsi Bansos COVID-19 Indonesia: Kredibilitas Jokowi Semakin Ternoda
Terkait dengan laporan yang menyeret nama 'anak pak lurah' dari majalah Tempo dalam bentuk pdf, pada Senin 21 Desember 2020 Budi Setyarso menanggapinya agar publik berlangganan. Ia tidak menanggapi tentang serangan para buzzer yang menaikan tagar #TempoMediaAsu.
Kawan-kawan yg baik, mohon tdk menyebarkan file pdf majalah atau koran yg sebenarnya berbayar. Cukup berlangganan murah dan baca di https://t.co/PtTvrmf4hO atau https://t.co/docgMdY13q.
Biaya langganannya bs dipakai utk terus memproduksi liputan investigatif yang independen.— Budi Setyarso (@BudiSetyarso) December 21, 2020
"Biaya langganannya bisa dipakai utk terus memproduksi liputan investigatif yang independen," tulisnya.
Sebab, menurutnya, kerja jurnalistik investigatif umumnya memerlukan biaya lebih besar. Sebab, verifikasi harus dilakukan berlapis. Satu informasi background harus dicek ke banyak orang.
"Kami percaya, publik memerlukan pers yg independen, yg tdk punya beban menyoroti berbagai penyimpangan, siapapun dan dari kelompok manapun pelakunya. Dukungan minimal utk itu adl dg tdk menyebarkan pdf ilegal produk jurnalistik," tulis Budi Setyarso.***