"Masing-masing merasa benar dan baik, sehingga wajib memerangi yang ingkar dan hipokrit."
“Tindakan-tindakanmu menghancurkan masa depan rakyat”. Itulah “Sapa Sira Sapa Ingsun”. Sudah sama-sama berwatak takfiri: Makar! Sesat! Kafir! PKI! Subversif!"
"Sudah terpojok oleh ammarah bis-su`i, sudah mangkel dan dendam hati ini, sudah mentog, nggak ada dialog-dialog. Pertèngsèng taèk lintung ta dialog-dialog barang," katanya.
Menurutnya, Indonesia saat ini sudah sampai pada suatu situasi dan pemetaan politik kebangsaan di mana kita saling mengkafirkan dan memunafikkan, bisa dengan bahasa yang berbeda-beda.***