Bacaan Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana Bulan, 30 November 2020

- 30 November 2020, 09:20 WIB
ILUSTRASI gerhana bulan. Sebuah fenomena langit malam akan terjadi pada akhir November 2020, yakni Gerhana Bulan Penumbra.
ILUSTRASI gerhana bulan. Sebuah fenomena langit malam akan terjadi pada akhir November 2020, yakni Gerhana Bulan Penumbra. /Pixabay/Free-Photos/Pixaba /

ISU BOGOR - Gerhana merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT). Ketika terjadi fenomena ini, Islam mensyariatkan shalat gerhana.

Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam firmannya:

وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan.

Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 37)

Syaikh Wahbah az Zuhaili menjelaskan, yakni melaksanakan shalat ketika terjadi gerhana.

Baca Juga: Gerhana Bulan Penumbra Hari Ini 30 November 2020, Simak Waktu dan Prosesnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (SAW) bersabda mengenai gerhana dan shalat gerhana:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَافْزَعُوا لِلصَّلاَةِ

“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla.

Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya.

Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat.” (HR. Muslim)

Dengan demikian jika dilihat dari ayat, hadits dan banyak hadits lainnya,

para ulama sepakat bahwa shalat gerhana hukumnya sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan), baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan.

Baca Juga: Berikut Niat dan Jadwal Lengkap Puasa Tasu'a, Asyura, Ayammul Bidh di Bulan Muharram

LAPAN dan BMKG telah memprediksi Gerhana Bulan Penumbra hari ini akan terjadi mulai pukul 14:29:56 WIB hingga pukul 18:55:48 WIB.

Berdasarkan catatan LAPAN, Gerhana Bulan Penumbra ini terjadi secara Parsial atau sebagian selama 4 jam 25 menit 52 detik. 

Sedangkan, puncaknya akan terjadi pada pukul 16:42:49 WIB. 

Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati. Melafalkan niat bukanlah suatu syarat. Artinya, tidak harus melafalkan niat.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki,

Melafalkan niat hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.

Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat,

Karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Jika menjadi makmum, lafadz niat shalat gerhana bulan sebagai berikut:


أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini ma’muuman lillahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala”

Adapun bacaan niat shalat gerhana bulan, jika menjadi imam adalah sebagai berikut:


أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini imaaman lillahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala”

Jika sendirian, bacaan niat shalat gerhana bulan sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْخُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini lillahi ta’aalaa

Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala”

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Shalat gerhana bulan boleh dilakukan sendiri-sendiri, boleh pula dilakukan secara berjama’ah, dengan khutbah atau tanpa khutbah.

Namun, berjamaah di Masjid yang ditempati shalat Jumat lebih utama karena dulu Rasulullah mengerjakannya secara berjamaah di Masjid.

Imam mengeraskan bacaannya (surat Al Fatihah dan surat lainnya) dan ada khutbah setelah shalat gerhana.

Shalat gerhana bulan dikerjakan dua rakaat, dalam setiap rakaat dua kali ruku’. Bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan:

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- جَهَرَ فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِى رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengeraskan bacaannya saat shalat gerhana bulan, beliau shalat empat kali ruku’ dan empat kali sujud. (HR. Bukhari)

Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan, sebelum shalat gerhana dimulai, hendaklah muadzin mengumandangkan lafadz “ash shalaatu jaami’ah.”

Berikut ringkasan tata cara Shalat Gerhana:

1. Niat

2. Takbiratul Ihram

3. Membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya
Disunnahkan surat yang panjang dan dibaca jahr (keras) oleh imam.

4. Ruku’
Disunnahkan waktu ruku’ lama, seperti waktu berdiri.

5. Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya.
Disunnahkan lebih pendek daripada sebelumnya.

6. Ruku’ lagi
Disunnahkan waktunya lebih pendek dari ruku’ pertama.

7. I’tidal

8. Sujud

9. Duduk di antara dua sujud

10. Sujud kedua

11. Berdiri lagi (rakaat kedua), membaca surat Al Fatihah dan lainnya
Disunnahkan surat yang panjang.

12. Ruku’
Disunnahkan waktu ruku’ lama, seperti waktu berdiri.

Baca Juga: Bacaan Doa dan Amalan yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW saat Malam dan Hari Jumat, Jarang Diketahui

13. Berdiri lagi kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya.
Disunnahkan lebih pendek daripada sebelumnya.

14. Ruku’ lagi.
Disunnahkan waktu ruku’ lebih pendek dari ruku’ pertama.

15. I’tidal

16. Sujud

17. Duduk di antara dua sujud

18. Sujud kedua

19. Duduk Tahiyah akhir

20. Salam

Setelah selesai shalat gerhana, khatib memberikan khutbah.

Disunnahkan ada khutbah setelah shalat gerhana berjamaah. Isi khutbah Rasulullah adalah memuji Allah dengan puji-pujian kepadaNya, lalu beliau bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَافْزَعُوا لِلصَّلاَةِ

“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla.

Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya.

Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat.” (HR. Muslim)

Dalam hadits yang lain beliau bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ

“Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda kekuasaan Allah.

Terjadinya gerhana matahari dan bulan itu bukanlah karena kematian atau kehidupan seeorang.

Maka jika engkau melihatnya, ingatlah dan berzikirlah kepada Allah” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, dalam khutbah shalat gerhana hendaknya disampaikan kepada jamaah,

tentang taubat dari segala dosa, berbuat kebaikan seperti sedekah, berdoa dan beristighfar.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: BMKG Lapan.go.id Dakwah.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x