ISU BOGOR - Profesi guru adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia. Mereka adalah orang tua kedua setelah yang di rumah.
Menjadi guru bukanlah perkara mudah, penuh perjuangan, kesabaran dan dedikasi. Hal itu jarang disadari oleh para muridnya.
Berikut kumpulan puisi bertemakan Guruku, cocok dijadikan ucapan untuk dikirim di Hari Guru Nasional 25 November 2020.
Semoga dengan cara membuat dan mengirimkan puisi untuk mereka, bisa menjadi salah satu cara untuk untuk hormat kepada bapak dan ibu guru:
Baca Juga: Sedang Berlangsung Live Streaming Upacara Hari Guru Nasional 2020, Simak Pidato Nadiem Makarim
1. Guruku
Guruku
Engkau selalu sabar dalam menghadapi ku ..
Engkau selalu tabah memberikan ilmu ..
Oh guru ku ..
Engkau selalu sayang kepada ku
Meski aku membuatmu marah ..
Oh guru ku ..
Engkau memilih ku atau membimbing ku dijalan yang lurus ..
Engkau membuat ku sukses hingga saat ini. (Oleh: Ali)
Baca Juga: Link Live Streaming Upacara Hari Guru Nasional 2020, Guru di Zona Merah Bisa Ikut Upacara Virtual
2. Guruku
Guru ku ..
Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Yang tidak lelah mengajari ku ..
Merelakan waktu istirahat nya
Hanya untuk mengajari ku ..
Oh guru ku ..
Engkaulah pahlawan ku ..
Aku tidak bisa seperti ini tanpa mu ..
Guru ku ..
Terima kasih atas jasa-jasa
Yang engkau berikan selama ini ..
Oh wahai guru ku ..
Guruku
Kau adalah sumber ilmu ku ..
Kaulah pembimbingku ..
Kaulah yang mendidikku
Dengan sabar dan tulus ..
Guruku ..
Sungguh besar jasamu ..
Kau yang tak pernah bosan
Dalam mengajar dan membimbingku ..
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa ..
Guruku ..
Terima kasih ..
Atas segala jasa-jasa
Dan engkau pahlawanku.(Oleh: Amelia Prishanty)
Baca Juga: 30 Ucapan Hari Guru Nasional 2020 Tanggal 25 November, Cocok Untuk Dikirimkan ke Guru Tersayang
3. Guruku
Guruku
Setiap hari kau bagi ilmumu
Dengan keihlasan dan kesabaran
Setiap hari kau bimbing aku
Dengan nasehatmu yang penuh makna
Guru ku
Tak pernah lelah kau ajar aku
Selalu semangat setiap tugas mu
Guruku terimakasih
Atas semua pengorbananmu untukku
Maafkan salahku jika kau pernah terluka dengan kataku
Guruku… kau tak kan pernah terlupakan dalam hidupku.(Oleh: Nurwawan)
4. Sang guru
Tentang kegelapan…
Tentang buta pada zaman dahulu kala.…
Tentang kebodohan yang merajalela….
Dan tentang sosok penumpas itu semua….
Ialah sang guru….
Sosok yang ikhlas berbagi ilmu….
1, 2, 3 ,4 dan seterusnya….
Harapnya tetap tak lekang dimakan usia….
Tetap tak basi dari sebuah tradisi….
Dia tetap mulia…
Dengan segala wibawanya….
Masa depan?
Jangan kau tanyakan….
Aku dan kamulah sang harapan…
Menjadi lebih hebat dari apa yang ia ajarkan….
Maka genggamlah apa yang ia percayakan…(Oleh: Fitriana Munawaroh)
Baca Juga: 30 Kata-kata Terbaik Hari Guru Nasional 2020, Cocok Jadi Caption Status di Media Sosial
5. Pahlawan yang terlupakan
Cermatilah sajak sederhana ini, kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap
Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang
Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang
Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya
Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini
Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah kau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan.
Jangan ajari aku korupsi, guruku
Kureguk ilmumu di saat aku dahaga akan ilmu
Kurasakan hangat kasih sayangmu kala engkau tebarkan teladan buat anakmu
Senyum sapa salammu setia menyambut kedatanganku
Tanpa kenal lelah engkau tebarkan kebajikanmu
Aku mungkin bukan anak yang pintar
Aku ingin meraup ilmu yang engkau ajar
Ilmumu aku goreskan dengan ujung pena
Di atas buku kusimpan jejak tulisanmu penuh rasa
Kuhayati tutur katamu dengan sepenuh jiwa
Aku ke sekolah bukan ingin mengumpulkan pundi-pundi angka
Aku mungkin bukan anak yang layak menyandang juara
Aku hanyalah anak negeri yang ingin melukis masa depan dengan penuh asa
Aku ingin membekali diri dengan ilmu yang kau semaikan sepanjang masa
Aku ingin guruku memberi angka apa adanya
Bukan angka basa-basi biar aku terlihat anak digdaya
Menipu diriku… orang tua… dan seluruh bangsa
Meski aku tahu guruku takut dikatakan gagal mendidik anak bangsa
Terpaksa memberi angka yang cetar membahana
Di bawah ancaman tunjangan takkan cair kalau anak diberi angka apa adanya.
Guruku… jangan ajari aku korupsi
Beri kami angka sesuai bukti yang engkau miliki
Itulah wajah kami yang masih harus belajar lebih keras lagi
Agar negeri ini kelak melahirkan generasi emas yang hakiki
Mampu berdikari taklukkan dunia yang kian berkompetisi
Bukan emas palsu yang menipu diri sendiri
Guruku… Ajarkan kami sepenuh hati dengan kejujuran dan hati.(Oleh: Abdul Hakim)
Baca Juga: BLT Gaji Guru Honorer Madrasah Cair Akhir November, Kemenag: Langsung Ditransfer Tanpa Potongan
6. Guru
Guru,
kau laksana bunga berembun sejuk
bagaikan bunga bermekar indah
bagaikan langit berawan senja
Guru,
jasamu sungguh tak kulupa
jasamu tak terhingga
mengajar tanpa pamrih
Guru,
apa yang harus ku balas dari kebaikanmu
guru ibu di sekolah
melaksanakan terbaik demi muridmu ini
Engkaulah ibu kedua kami
kau habiskan setengah hari
hanya untuk mendidik kami
Guru,
kuucapkan terimakasih padamu.
Guruku pelitaku
Ketika saya t’lah lelah
Mengikuti langkah nasib
Yang selalu berjalan
Tanpa arah tujuan
Ketika saya tak tahu
Langkah apa yang harus kuambil
Agar saya sanggup berguna
Bagi Nusa dan Bangsa
Engkau tiba untukku
Untuk menunjukkan semua ilmu
Untuk mengajarkanku
Apa yang tak kuketahui
Guruku,
Engkaulah pelitaku
Di kala saya dikelilingi kebodohan
Juga ketidaktahuan
Guru
Tak kenal lelah kau bekerja
Di kala hatiku mulai lelah
Kau tetap menguatkan kami
Memberikan bekal untuk
Masa depan kami kelak
Wahai guruku
Engkaulah cahaya pelita
Penerang di dalam kegelapan
Kaulah jagoan tanpa tanda jasa
Yang tak mengharapkan balas jasa
Kau yang mengajariku semua
Kesederhanaan, kesopanan, serta tanggung jawab
Berkat usahamu mendidikku
Aku sanggup mengetahui
Apa yang sebelumnya tak kuketahui
Terima kasih guruku
Atas semua usahamu
Tak akan kulupakan besar jasamu
Guruku cahaya pelita
Kau yaitu pahlawanku
Guruku
Guru,
kaulah pendidikku
kaulah pengajarku
kaulah pembimbingku
serta orang tuaku di sekolah
Kau yang selalu mengajarkan kami akan ilmu
menulis, membaca, bermain, serta berhitung
kau tidak pernah lelah
kau tidak pernah mengeluh
tetapi kau selalu mengajarkan kami dengan kesabaran
Guru,
kaulah jagoan tanpa tanda jasa
kaulah pelita penerang dalam gulita
jasamu tiada tara
mengajar sampai kami kelak berkhasiat bagi masa depan kami
Guru,
terimakasih atas segala jasamu
tanpamu kami tidak tau akan ilmu
kami tidak tau menulis, berhitung, dan membaca
terima kasih guru guruku.
Kepada: guruku
Kulihat kau berdiri di pelupuk mataku
Menyampaikan pesan waktu
Tatkala tatapan bertemu
Aku menangkap sejuta cahaya darimu
Cahaya ilmu kian merasuk ke benakku
Bahkan aku berharap ia menjadi segumpal daging
Kau pelita di hitam legamnya jiwaku
Laksana tetesan air di gersangnya gurun pasir
Duhai guruku
Kau taman Kehidupan
Berjuta ilmu kau tanamkan
Tanpa lelah dan putus asa
Berjuang mencerdaskan generasi bangsa
Kau mempunyai laut yang terpenuhi dengan mutiara-mutiara ilmu
Izinkan aku melayarinya, sehingga matiku penuh ketenangan
Hidupmu penuh perjuangan
Maka, tak berdosa jika aku memberimu gelar pahlawan.(Oleh: Winda Puspitasari)
Baca Juga: Perbedaan Hari Guru Nasional 25 November dengan Hari Guru Sedunia 5 Oktober
7. Bersamamu, guruku
Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima
Berkatmu. Kumantap, kumemandang, kumelihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku. (Oleh: Yoga Permana Wijaya)
8. Guruku yang hebat
“Bagaimana tidak hebat
rutinitas pagi harus serba hemat
bangun tepat
mandi cepat
sarapan kalo sempat
guruku hebat
jam 05.00 sudah wangi
menjemput sang pelangi
mengantarkannya meraih mimpi
demi ibu pertiwi
guruku hebat
bertahun tahun menahan diri
dari keinginan hati
dari nafsu yang menghampiri
walau kadang makan hati
guruku hebat
bagimana tidak hebat
tiap hari menopang martabat
walau kadang tak bersahabat
namun tetap kuat
guruku tetap hebat…
dalam kekurangan tetap bertahan
dalam kesederhanaan tetap diam
dalam kesuksesan tetap sopan
dalam kemakmuran tetap tenang
guruku memang hebat
meski bukan konglomerat
namun tak melarat
meski bukan bangsawan
namun tetap menawan
guruku hebat
mendidik anak negeri sepenuh hati
mengajarkan budi pekerti
agar menjadi insan yang bernurani
tanpa harus menyakiti
guruku tetap yang hebat
gaji kecil tak sakit hati
gaji cukup tak sombong diri
meski banyak yang sakit hati
karna guru dapat sertifikasi
guruku memang hebat
karena sertifikasi dituntut kompetensi
kalau tak mau diamputasi
oleh penguasa negeri
yang “katanya” baik hati
guruku memang hebat
meski mutasi dan gandanya kompetensi mengancam diri
tak menjadikannya patah hati
mengabdikan diri untuk negeri
sambil menunggu panggilan Surgawi.”***