Singapura Laporkan Kasus Virus Zika Pertama sejak Maret 2020

2 September 2022, 22:23 WIB
Singapura telah melaporkan kasus virus Zika pertamanya sejak Maret 2020 yang berasal dari nyamuk. /NDTV.com
ISU BOGOR - Singapura telah melaporkan kasus virus Zika pertamanya sejak Maret 2020 yang berasal dari nyamuk Aedes.

Kasus ini dilaporkan selama minggu 21 Agustus hingga 27 Agustus tahun ini, menurut buletin penyakit menular mingguan terbaru Kementerian Kesehatan (MOH).

Data Badan Lingkungan Nasional (NEA) menunjukkan bahwa 666 kasus demam berdarah juga dilaporkan selama minggu yang sama.

Baca Juga: Belum Usai Pandemi Covid-19, India Konfirmasi Serangan Wabah Virus Zika

Infeksi virus Zika terutama ditularkan oleh nyamuk Aedes, mirip dengan demam berdarah. Ada 194 klaster demam berdarah aktif di Singapura pada 29 Agustus tahun ini.

Situs web NEA juga menunjukkan bahwa 75 klaster demam berdarah saat ini diidentifikasi sebagai "merah", menunjukkan bahwa setiap klaster memiliki 10 atau lebih kasus.

Sebagaimana dilansir CNA News, saat ini tidak ada cluster Zika yang aktif pada hari Jumat 2 September 2022.

Baca Juga: Mengenal Virus Langya dan Potensi Bahayanya, Ini Kata Peneliti

Sementara itu, populasi nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama demam berdarah, tetap tinggi di Singapura pada Juli tahun ini.

“Populasi nyamuk Aedes aegypti yang tinggi, bersama dengan peredaran DENV-3 yang sebelumnya tidak umum, kemungkinan akan menyebabkan jumlah kasus demam berdarah tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang,” kata badan tersebut.

Menurut situs Depkes, hanya sekitar satu dari lima infeksi Zika yang bergejala.

“Zika umumnya penyakit ringan dan sembuh sendiri. Meskipun jarang, komplikasi neurologis yang serius dan kelainan janin telah dikaitkan dengan infeksi virus Zika,” kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa tidak ada vaksin atau obat anti-virus khusus untuk virus tersebut.

Baca Juga: Virus Cacar Monyet di Inggris Tembus 71 Orang, Sehari Bertambah 14 Kasus

Mereka yang mengalami gejala mungkin mengalami demam, ruam, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala serta konjungtivitis atau mata merah.

Gejala biasanya muncul dalam tiga hingga 12 hari setelah digigit oleh nyamuk Aedes yang terinfeksi dan dapat berlangsung antara empat hingga tujuh hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah Zika sebagai darurat kesehatan masyarakat pada Februari 2016. Deklarasi darurat dicabut pada November tahun yang sama.

Baca Juga: Usai Covid-19 dan Hepatitis Misterius, Kini Muncul Virus Hendra dari Kuda, Apa Itu?

Singapura melaporkan kasus impor pertama Zika pada Mei 2016, dan kasus penularan lokal pertama datang beberapa bulan kemudian pada Agustus. Pada akhir tahun itu, lebih dari 450 orang telah terinfeksi.

Pada 2017, ada 67 kasus Zika yang dikonfirmasi, tiga di antaranya diimpor. Satu kasus Zika dilaporkan pada 2018 sementara ada 12 kasus pada 2019, menurut data Depkes.

Virus ini telah dikaitkan dengan penyakit saraf seperti mikrosefali, yang menyebabkan bayi lahir dengan kepala lebih kecil karena kelainan perkembangan otak.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: CNA

Tags

Terkini

Terpopuler