Presiden Jokowi di Abu Dhabi Berdialog dengan Para Investor: Saya Sampaikan soal Ibu Kota Nusantara

1 Juli 2022, 20:29 WIB
Presiden Jokowi berdialog dengan sejumlah investor dan pengusaha Uni Emirat Arab (UEA) di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Jumat 1 Juli 2022. /BPMI Setpres

ISU BOGOR - Presiden Jokowi berdialog dengan sejumlah investor dan pengusaha Uni Emirat Arab (UEA) di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Jumat 1 Juli 2022.

"Pertemuan dan dialog dengan sejumlah investor dan pengusaha di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, siang tadi.

"Di antara yang hadir tampak Penasehat Keamanan Nasional Persatuan Emirat Arab Sheikh Tahnoun Bin Zayed AL Nahyan, CEO Group G42 Ltd Peng Xiao, CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali," tulis Jokowi di Instagramnya.

Baca Juga: Jokowi Ungkap Duka Mendalam Atas Berpulangnya Politikus PDIP Tjahjo Kumolo

Menurut Jokowi, sejumlah topik mengemuka dalam pertemuan ini. Indonesia dan PEA bisa menjadi mitra yang saling menguntungkan.

Indonesia sebagai pusat dari supply chains dengan kekayaan sumber daya alamnya berupa energi, pangan, dan lain-lain, dan UEA bisa menjadi jendela Indonesia untuk transaksional barang-barang kita ke luar negeri.

"Selain itu, saya menyampaikan soal Ibu Kota Nusantara yang sedang dibangun sebagai kota masa depan," kata Jokowi.

Baca Juga: Media Rusia: Putin Siap Penuhi Permintaan Presiden Jokowi

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir yang turut serta dalam pertemuan mengatakan bahwa para investor dan pengusaha UEA optimistis untuk bekerja sama dalam beberapa proyek kedua negara.

“Alhamdulillah tadi pertemuan Bapak Presiden dengan beberapa perusahaan investasi dari Abu Dhabi di mana mereka sangat optimistis untuk bekerja sama.

"Kerja sama dalam beberapa proyek yang bisa disinergikan antara dua negara, yaitu UAE, Abu Dhabi, dengan tentunya Indonesia,” ujar Erick selepas pertemuan sebagaimana dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet.

Baca Juga: Tiba di Moskow, Jokowi Disambut Senyum Cerah Pejabat Rusia dan KBRI

Menteri BUMN memaparkan, setidaknya ada empat poin yang didiskusikan Presiden Jokowi dengan para pengusaha, yaitu pertama terkait logistik udara.

“Indonesia dan UEA ini bisa menjadi partner yang saling menguntungkan. Di mana Indonesia sebagai pusat dari supply chains karena Indonesia kaya dengan sumber daya alam seperti energi, pangan, dan lain-lain.

"Secara bersamaan UEA ini bisa menjadi jendela untuk Indonesia untuk melakukan transaksional dari barang-barang kita ke luar negeri. Ini juga jadi bagian pembukaan lapangan kerja yang sangat besar untuk Indonesia dan tentu bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja sama ekonomi,” jelasnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tiba di Moskow, Putin Ogah Akhiri Perang Rusia-Ukraina?

Kedua, mengenai ibu kota Nusantara (IKN), Erick menjelaskan bahwa Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduknya yang pesat memang perlu membuat ibu kota baru. Erick memandang bahwa pemerintah perlu menyiapkan kota masa depan untuk penduduk yang saat ini mayoritas berusia muda.

“Tidak mungkin 50 juta usia muda Indonesia itu harus masuk ke kota-kota yang sudah tua. Tentu dengan sistem dari teknologi terbarukan tentu kita harus menyiapkan kota masa depan.

UEA sendiri, Abu Dhabi sangat optimistis melihat ini sesuatu yang baik karena melihat percontohan kota-kota besar di dunia yang sekarang menjadi juga pusat pertumbuhan ekonomi masing-masing negaranya,” paparnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi di Moskow, Rusia Mendadak Tarik Pasukan dari Pulau Zmeiniy Laut Hitam

Ketiga, pertemuan juga membahas soal pembangunan wisata laut dalam konteks ekonomi biru atau blue economy. Menurut Erick, Presiden Jokowi ingin agar pembangunan ekonomi biru tersebut dapat turut menjaga alam Indonesia, tidak sekadar mengeksploitasinya.

“Kita mempunyai Raja Ampat, mempunyai juga ada yang namanya Komodo yang sangat dilindungi. Nah ini sekarang kita coba melihat bagaimana membangun peta biru secara menyeluruh, wisata laut kita yang friendly atau sangat bersahabat dengan alam dan juga dengan industri cruise atau wisata dengan kedekatan kepada kekeluargaan. Jadi bukan sekadar entertainment dan tourism,” ucapnya.

Terakhir, dalam pertemuan juga dibahas mengenai perbandingan kebijakan keuangan Indonesia dengan banyak negara. Menurut Erick, hal itu dilakukan agar Indonesia bisa lebih kompetitif dan bisa terus menjaring investasi.

“Supaya kita bisa lebih kompetitif dan terus menjaring investasi sebagai pertumbuhan lapangan kerja dan tentu ekonomi Indonesia yang hari ini sangat tumbuh baik dan semua negara mengapresiasi itu,” tandasnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler