Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia menyerang Ukraina dalam rangka melindungi orang-orang yang jadi sasaran pelecehan.
Selanjutnya, Vladimir Putin juga menjelaskan alasan pihaknya menyerang Ukraina karena ingin melindungi banyak orang yang terancam jadi korban genosida.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina 2022, Presiden Zelensky: Kita Akan Membela Diri
"Republik Rakyat Donbass mendekati Rusia dengan permintaan bantuan," ungkap Vladimir Putin dalam pidato di televisi sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Rusia TASS, Kamis 24 Februari 2022.
Sehubungan dengan itu, kata Vladimir Putin, dirinya membuat keputusan untuk mengadakan operasi militer khusus.
"Tujuannya adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran pelecehan, genosida dari rezim Kiev untuk delapan tahun.
Baca Juga: Semenanjung Krimea, Sejarah Kejayaan Rusia yang Bakal Terulang Dalam Invasi Ukraina Sekarang
"Dan untuk tujuan ini kami akan berusaha untuk mendemiliterisasi dan mendenazifikasi Ukraina," kata Vladimir Putin.
Selain itu, kata Vladimir Putin, operasi militer ini juga untuk mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap orang-orang damai, termasuk warga negara Rusia.
Menurut Putin keadilan dan kebenaran harus ada di pihak Rusia.
Baca Juga: China Dukung Rusia di Perang Ukraina? Ini Kata Para Ahli
“Kesejahteraan, keberadaan seluruh negara dan masyarakat, keberhasilan dan kesehatan mereka selalu berasal dari sistem akar yang kuat dari budaya dan nilai-nilai," ungkap Vladimir Putin.
Tak hanya itu, lanjut Vladimir Putin, pengalaman dan tradisi nenek moyang, secara langsung tergantung pada kemampuan untuk cepat beradaptasi dengan kehidupan yang terus berubah.
"Konsolidasi masyarakat, kesiapannya untuk mengkonsolidasikan dan mengumpulkan semua kekuatan untuk bergerak maju.
Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina, Putin Siap Luncurkan Rudal Hipersonik yang Tak Tertandingi
“Pasukan selalu dibutuhkan tetapi mereka bisa memiliki kualitas yang berbeda,” kata pemimpin Rusia itu.
"Dan kami tahu kekuatan sebenarnya ada pada keadilan dan kebenaran yang ada di pihak kami," pungkas Vladimir Putin.***