Mantan Polisi Afghanistan Bongkar Masa Lalu Taliban: Mereka Juga Memperkosa Mayat

24 Agustus 2021, 20:29 WIB
Mantan Polisi Afghanistan Bongkar Masa Lalu Taliban: Mereka Juga Memperkosa Mayat /Reuters

ISU BOGOR - Muskan, mantan anggota kepolisian Afghanistan yang berhasil melarikan diri ke India menyebut militan Taliban adalah geng pemerkosaan.

Menurut Muskan militan Taliban tidak peduli apakah orang itu hidup atau mati, maka akan diperkosa. Sehingga ia menyebut wanita dan anak perempuan adalah sebagai orang yang paling berisiko setelah Taliban menguasai Kabul.

"Ketika kami berada di sana, kami menerima banyak peringatan. Jika Anda pergi bekerja, Anda berada di bawah ancaman, keluarga Anda di bawah ancaman. Setelah satu peringatan, mereka akan berhenti memberikan peringatan apa pun," kata Muskan kepada News18.

Baca Juga: Taliban Eksekusi Komedian TikTok Afghanistan yang Sering Mengejek Teroris

Baca Juga: Beredar Rekaman Mengerikan Kepala Polisi Afghanistan Dieksekusi Taliban

Sebagaimana dilansir Express, Selasa 23 Agustus 2021, Muskan melarikan diri dari Afghanistan ke India setelah pengambilalihan.

Ia mengklaim militan Taliban mengambil wanita dari keluarga atau menembaknya. Dia juga mengklaim militan Taliban tak segan memperkosa mayat.

"Mereka juga memperkosa mayat. Mereka tidak peduli apakah orang itu hidup atau mati. Bisakah Anda bayangkan ini?"

Baca Juga: Para Pemimpin Taliban Ancam AS dan Inggris Jika Penarikan Pasukan Ditunda

Menurutnya, perempuan dan anak perempuan sangat tertindas, termasuk eksekusi publik, ketika kelompok-kelompok militan memerintah Afghanistan pada tahun sembilan puluhan.

Para pemimpin Taliban dilaporkan memandang wanita dan gadis yang belum menikah - atau janda - berusia antara 12 hingga 45 tahun sebagai rampasan perang untuk dibagi di antara para pejuang mereka.

Terlepas dari klaim Muskan, para pejabat Taliban telah membantah tuduhan perbudakan seksual dan mengklaim tindakan tersebut bertentangan dengan aturan Islam.

Baca Juga: AS Buka Peluang Hubungan Diplomatik dengan Taliban, Joe Biden: Tapi Ini Masih Sebatas Pembicaraan

Ribuan orang Afghanistan berusaha melarikan diri dari negara itu setelah pengambilalihan Taliban.

Inggris telah memperpanjang batas waktu untuk mengevakuasi orang dari ibukota Afghanistan mulai hari ini hingga Jumat atau Sabtu, menurut laporan di The Times.

Jumlah orang di Afghanistan yang memenuhi syarat untuk masuk ke Inggris telah meningkat dari hanya 6.000 menjadi sedikit di atas 12.000.

Baca Juga: AS Buka Peluang Hubungan Diplomatik dengan Taliban, Joe Biden: Tapi Ini Masih Sebatas Pembicaraan

Awalnya, hanya warga negara Inggris dan Afghanistan yang membantu pasukan Inggris di negara Timur Tengah yang memenuhi syarat untuk masuk ke Inggris.

Perubahan aturan sekarang memungkinkan politisi, pekerja kemanusiaan dan anggota masyarakat sipil lainnya untuk pindah ke Inggris.

Aturan baru juga memungkinkan keluarga dari individu yang memenuhi syarat untuk datang ke Inggris.

Baca Juga: Pejuang anti-Taliban Rebut Kembali 3 Distrik Afghanistan, Ahmad Massoud: Perlawanan Baru Saja Dimulai

Ini terjadi ketika Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang batas waktu penarikan pasukan dari Afghanistan.

"Ada diskusi yang terjadi di antara kami dan militer tentang perpanjangan. Harapan kami adalah kami tidak perlu memperpanjang, tetapi akan ada diskusi, saya kira, sejauh mana kami dalam proses," kata dia.

"Evakuasi ribuan orang dari Kabul akan sulit dan menyakitkan, tidak peduli kapan itu dimulai atau kapan kita mulai," katanya.

Biden melanjutkan memang benar jika kita mulai sebulan yang lalu atau sebulan dari sekarang, tidak ada cara untuk mengevakuasi banyak orang ini tanpa rasa sakit dan kehilangan.

Para pemimpin G7 akan bertemu hari ini untuk membahas situasi di Afghanistan secara virtual. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) virtual itu disepakati setelah pembicaraan antara Perdana Menteri Boris Johnson dan Biden.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler