Indonesia Minta Penghentian Kekerasan di Palestina Bisa Berkelanjutan

20 Mei 2021, 17:34 WIB
Massa aksi memegang bendera Indonesia dan Palestina saat mengikuti aksi solidaritas di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina yang menghadapi konflik bersenjata dengan Israel. /ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.

ISU BOGOR - Pemerintah Indonesia berharap upaya untuk menghentikan kekerasan di Gaza, Palestina bisa terus dilakukan secara berkelanjutan.

Gencatan senjata Israel-Palestina itu sangat diharapkan dapat diupayakan melalui sesi debat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang khusus membahas isu Palestina dan Timur Tengah pada Kamis 20 Mei 2021 waktu New York.

“Yang jelas harus ada gencatan senjata atau penghentian aksi kekerasan dan saling serang. Karena kita sangat prihatin dengan keselamatan manusia, jadi tidak bisa menunggu sampai serangan-serangan itu berhenti,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian A Ruddyard dalam pengarahan media virtual seperti dilansir Antara, Kamis 20 Mei 2021.

Baca Juga: Iran Puji Serangan Roket 'Palestina Baru', Mayjen Hossein Salami: Israel Frustasi

Penghentian kekerasan di Gaza, menurut Febrian, harus diupayakan secara berkelanjutan karena wilayah itu telah berkali-kali menjadi sasaran dalam konflik antara Israel-Palestina.

“Saat ini mengingat korban jiwa yang besar, sudah saatnya Majelis Umum berpikir untuk membuat suatu mekanisme yang memungkinkan berhentinya kekerasan, bukan hanya sementara tetapi sekaligus menyelesaikan masalahnya,” ujar Febrian.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah tiba di New York pada Rabu 19 Mei 2021 untuk menghadiri serangkaian pertemuan yang akan membahas situasi Palestina.

Baca Juga: Jeritan Bocah Palestina Saat Israel Bombardir Gaza, Amir: Kami Takut, Tolong Berhenti Membom Kami

Di New York, Menlu RI telah bertemu dengan Presiden Sidang ke-75 Majelis Umum PBB Volkan Bozkir serta Presiden Dewan Keamanan PBB Zhang Jun.

Pertemuan Majelis Umum PBB tentang Palestina dan Timur Tengah dilaksanakan setelah kegagalan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan agresi Israel atas wilayah Palestina.

Pertempuran antara Israel dan Hamas, faksi Palestina yang mengontrol wilayah Gaza, meletus sejak 10 hari lalu.

Baca Juga: Abaikan Seruan Joe Biden, Netanyahu Tolak Gencatan Senjata dan Janji Lanjutkan Serangan ke Palestina

Hamas melancarkan serangan roket setelah adanya bentrokan antara polisi keamanan Israel dengan jamaah di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, dan menyusul kasus pengadilan oleh pemukim Israel untuk mengusir warga Palestina dari lingkungan di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel.

Permusuhan kali ini adalah yang paling serius antara Hamas dan Israel selama bertahun-tahun, dan berbeda dari konflik Gaza sebelumnya. Hal itu telah memicu aksi kekerasan jalanan antara orang Yahudi dan Arab di kota-kota Israel.

Pejabat medis Palestina menyatakan 223 orang telah tewas dalam 10 hari pengeboman udara, sementara otoritas Israel mengatakan korban tewas di negara mereka sebanyak 12 jiwa. Baca juga: Israel tak miliki kerangka waktu untuk akhiri pertempuran Gaza.***

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler