Beredar Video Cak Nun Blak-blakan "Bela" Habib Rizieq yang Dikaitkan dengan Penari Striptease

8 Desember 2020, 13:18 WIB
Tangkapan layar video Cak Nun yang beredar tentang banyaknya orang yang merekayasa video pidato Habib Rizieq.* /YouTube @Jom Rono

ISU BOGOR - Baru-baru ini nama Emha Ainun Najib alias Cak Nun ramai diperbincangkan warganet, karena pernyataannya yang blak-blakan terkait sejumlah peristiwa yang terjadi di kalangan kelompok Islam tanah air.

Banyak warganet mengunggah sikap tegas Cak Nun terhadap pemerintah dalam menyelesaikan persoalan yang berlarut-larut dan berpotensi terjadinya konflik horisontal.

Bahkan sempat beredar potongan video yang berisikan ceramah Cak Nun yang tegas 'membela' Habib Rizieq karena sering disudutkan dan direkayasa rekaman pidatonya.

Baca Juga: Tanggapi Tewasnya 6 Anggota Laskar FPI, Cak Nun: Menunggu Presiden Ucapkan Belasungkawa

Baca Juga: Media Asing Soroti Tewasnya 6 Pendukung Habib Rizieq

Salah satu video yang beredar di media sosial twitter dan YouTube adalah video dengan durasi 1 menit 31 detik berjudul 'Saya Akan Bela Habib Rizieq' di saluran YouTube Jom Rono.

Dalam video tersebut Cak Nun menyebutkan, "Saya tidak cinta Habib Rizieq, tapi kalau Habib Rizieq direkayasa, dia pidato tapi disusun di video joget sama penari striptease, itukan pelaku editornya pasti binatang itu," ungkap Cak Nun.

Baca Juga: Ini Alasan Cak Nun Tak Mau Dipanggil ke Istana Negara, Diantaranya Takut Jokowi Turun!

Lebih lanjut, Cak Nun menambahkan, bukan berarti membela Habib Rizieq. "Kenapa yang mengirim video itu Mabes Polri, dan saya bilang pak ini rekayasa ini editan, saya bilang lantainya tidak sama,"

"Lantai yang dipijak oleh, penarinya dengan lantai dan anda lihat ada beberapa orang, disamping Habib Rizieq itu, tidak perduli kepada penari itu wajahnya," katanya.

Sebab, kata Cak Nun, tidak ada penari disitu, karena itu dicampuradukan dengan mudah sekali ini.

"Yang melakukan seperti itu, yang terjadi di Indonesia sekarang itu masa itu kelakuan manusia,aku heran semua, wis kalau nggak KIRIK (anak anjing) loh yo, ASU (anjing) lah ya," katanya.

Baca Juga: Sudah Hitung Kekuatan Geng Habib Rizieq, Mahfud MD: Dalam Menghadapinya Harus Hati-Hati

Sebelumnya, dalam kanal YouTube CakNun.com, ia juga menduga munculnya kelompok-kelompok Islam garis keras lebih dikarenakan adanya rekayasa rezim yang berkuasa.

Cak Nun menjelaskan dalam pemetaan politik modern, umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia sudah terlalu lama ditindas.

"Didalam pemetaan politik modern ini kan memang umat islam inikan ditindas habis-habisan, nah diantara kaum muslimin ini ada yang tidak kuat," ungkap Cak Nun dalam saluran YouTube CakNun.com yang diunggah 1 Desember 2020.

Sehingga, lanjut Cak Nun, munculnya fenomena seruan jihad melalui adzan hingga kekerasan yang terjadi di Sigi, Sulawesi Tengah adalah bentuk kelaziman, namun juga bisa disebabkan rekayasa.

Baca Juga: Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj Sembuh dari Corona, Warganet Minta Doakan Tewasnya 6 Laskar FPI

"Tapi ada juga teori lain, jadi misalnya, kalau ada kelompok islam yang sangat keras, itu juga dalam satu kemungkinan lain, bisa merupakan rekayasa dari yang berkuasa," tegasnya.

Ia mencontohkan dengan keisengan di pesantrean untuk memancing kemarahan seorang santri, saat tidur ditaburi rawit.

"Sehingga saat bangun di pagi hari tubuhnya gatal semua, terus dia jadi pemarah,
nah kemudian kalau dia marah melakukan sesuatu yang destruktif, keamanan bisa menghukumnya,"

"Jadi orang dirangsang dan dikasih pacuan untuk supaya marah, dan ekspresi marahnya itu berbuah kriminal dan seterusnya sehingga ada alasan untuk menghukum," ungkapnya.

Hal tersebut, kata suami dari Novia Kolopaking itu, bisa saja terjadi dalam sebuah negara, bahkan di politik internasional.

Baca Juga: Bareskrim Polri Dikerahkan Buru 4 Orang Anggota FPI Terlibat Peristiwa Tol Cikampek

"Jadi bisa saja tokoh islam yang sangat keras, itu juga bagian dari rekayasa rezim atau kekuasaan, bisa saja,"

"Karena ini (gonjang-ganjing selama ini) sekeras-kerasnya tapi belum sampai kriminal, (kemudian) dipancing supaya kriminal, sehingga punya alasan untuk menumpas, itu juga sebuah teori," tandasnya.

Meski demikian, Cak Nun menyatakan apa yang disampaikannya itu bukanlah sesuatu yang mutlak.

"Saya tidak mengatakan begitu, tapi hidup itu sebegitu kayaknya sehingga ada kemungkinan begitu," ujarnya.***

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler