4 Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak Akibat Obat Paracetamol Sirup, Nomor 3 Jangan Disepelekan

- 20 Oktober 2022, 08:59 WIB
4 Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak Akibat Obat Paracetamol Sirup, Nomor 3 Jangan Disepelekan
4 Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak Akibat Obat Paracetamol Sirup, Nomor 3 Jangan Disepelekan /

ISU BOGOR - Gejala gagal ginjal akut misterius pada anak yang diduga akibat obat paracetamol yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol wajib diketahui para orang tua.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sedikitnya 180 anak usia 6 bulan sampai 18 tahun di 20 provinsi terkena penyakit ini sepanjang 2022. Gagal ginjal pada anak ini mulai terdeteksi sejak awal 2022.

Bahkan, Kemenkes menyebutkan lonjakan kasus yang banyak menyerang anak balita ini mulai terjadi sejak Agustus 2022 dan memuncak pada September 2022.

Baca Juga: 4 Obat Paracetamol Sirup Anak yang Diduga Mengandung Etilen Glikol, Pemicu Gagal Ginjal Akut

Lantas seperti apakah gejala gagal ginjal akut pada anak? Kemenkes dalam laman resminya menjelaskan ada beberapa gejala gagal ginjal akut pada anak yang perlu diwaspadai para orang tua antara lain:

1. Gangguan pencernaan seperti muntah dan diare.

2. Gangguan pernapasan seperti batuk dan pilek.

3. Demam.

4. Tidak bisa kencing atau volume urine yang keluar sangat sedikit.
 

Maka dari itu, perlunya kewaspadaan orang tua yang memiliki anak balita dengan gejala di atas untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

"Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan," jelasnya.
 

"Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya," katanya.

 
Sekadar diketahui sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, utamanya dibawah usia 5 tahun.

Peningkatan kasus ini berbeda dengan yang sebelumnya, dan saat ini penyebabnya masih dalam penelusuran dan penelitian.

Baca Juga: Kenapa Obat Sirup Dilarang? Kemenkes Jelaskan Kaitannya dengan Gangguan Ginjal Akut pada Anak

Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dengan angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%.
 
"Dari hasil pemeriksaan, tidak ada bukti hubungan kejadian AKI dengan Vaksin COVID-19 maupun infeksi COVID-19. Karena gangguan AKI pada umumnya menyerang anak usia kurang dari 6 tahun, sementara program vaksinasi belum menyasar anak usia 1-5 tahun," katanya.

Namun tahukah Anda, bahwa kasus gagal ginjal pada anak yang kini meresahkan para orang tua ternyata sempat terjadi pada 1990 pada di rumah sakit anak di Dhaka, Bangladesh.

Baca Juga: Deretan Obat Paracetamol Sirup yang Mengandung Etilen Glikol, Ada di Indonesia?

Bahkan, dalam laman National Library of Medicine disebutkan bahwa hasil riset kasus yang terjadi saat itu hampir sama seperti sekarang yakni ramuan yang terkandung dalam paracetamol.

Saat itu, ada 339 anak dengan gagal ginjal yang awalnya tidak dapat dijelaskan alias misterius. Kemudian kontrol dilakukan pada 90 anak dengan penyebab gagal ginjal yang teridentifikasi.

"Semua dirawat di rumah sakit selama 35 bulan setelah Januari 1990," tulis laman yang fokus menginformasikan terkait bioteknologi itu.

Dalam laporannya, ada perbedaan antara pasien kasus dan kontrol dalam fitur klinis dan histologis dan hasil, kemudian pemeriksaan toksikologi 69 botol parasetamol dari pasien dan apotek.

Hasilnya, jika dibandingkan dengan anak-anak dengan penyebab gagal ginjal yang teridentifikasi, anak-anak dengan gagal ginjal yang awalnya tidak dapat dijelaskan secara signifikan (P <0,05) lebih mungkin mengalami hepatomegali (58% v 33%), edema (37% v 20%), dan hipertensi (58% vs 23%).

Kemudian memiliki konsentrasi kreatinin serum yang lebih tinggi (rata-rata 519 mumol/l v 347 mumol/l) dan konsentrasi bikarbonat serum yang lebih rendah (10,1 mmol/l v 12,4 mmol/l).

Diberi obat demam (91% v 31%); telah menelan merek parasetamol yang terbukti mengandung dietilen glikol (20% v 0%); dan meninggal di rumah sakit (70% vs 33%).

"Dietilen glikol diidentifikasi dalam 19 botol parasetamol, dari 7 dari 28 merek yang diuji," tulis keterangan itu.

Dalam 12 bulan setelah larangan pemerintah atas penjualan obat mujarab parasetamol, kasus baru gagal ginjal menurun 54%, dan kasus gagal ginjal yang tidak dapat dijelaskan turun 84%.

Riset tersebut akhirnya menyimpulkan bahwa obat mujarab paracetamol dengan dietilen glikol sebagai pengencer bertanggung jawab atas wabah besar gagal ginjal fatal di Bangladesh.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah