Mengenal Bubur Asyura, Hidangan Tradisi Khas Puasa Muharram

- 8 Agustus 2022, 17:51 WIB
Sejumlah warga sedang mengaduk bubur Asyura yang akan dibagikan kepada warga dalam rangka peringatan hari tanggal 10 Muharram 1.442 Hijriah
Sejumlah warga sedang mengaduk bubur Asyura yang akan dibagikan kepada warga dalam rangka peringatan hari tanggal 10 Muharram 1.442 Hijriah /FIXPALEMBANG/Can
ISU BOGOR - Bubur asyura adalah salah satu tradisi yang sangat mengakar di sebagian umat Islam, khususnya di Indonesia saat bulan Muharram.

Dalam masyarakat Aceh, tradisi ini biasanya disertai dengan proses pembuatan bubur asyura.

"Masyarakat Aceh memaknai bulan Muharram dengan melakukan berbagai kegiatan secara meriah yang bertujuan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT."

"Salah satu yang biasa dilakukan dan menjadi ciri khas perayaan bulan Muharam adalah dengan memasak bubur Asyura dalam panci besar," ungkap Pakar Ilmu Sosial dan Budaya IAI Al-Aziziyah Samalanga, Aceh, Tengku Muhammad Aminullah yang dikutip dari laman nu.or.id, Senin 8 Agustus 2022.

Baca Juga: Niat Puasa Asyura 2022, Arab, Latin dan Artinya

Lebih lanjut, Aminullah mengatakan masyarakat Aceh yang terkenal dengan nilai-nilai keagamaan dan tradisi keseharian menyebut tradisi memasak bubur asyura sudah seperti keharusan.

Artinya tradisi ini suatu hal yang tidak boleh dialpakan momen hari Asyura (10 Muharram) yang dilakukan dengan berbagai acara, salah satu yaitu patungan (meuripee).

"Proses memasaknya di lakukan di tempat Umum dengan porsi yang besar. Bubur asyura nantinya akan dibawa pulang ke rumah masing-masing, dibagikan kepada tetangga, dan bahkan menjadi menu "wajib" untuk berbuka puasa Asyura (10 Muharram)," ujar Wakil Ketua PCNU Bireuen itu.

Tak hanya itu, ia menjelaskan, bahan-bahan untuk melaksanakan tradisi bubur asyura di setiap wilayah Aceh boleh saja berbeda.

Baca Juga: Bacaan Niat dan Doa Puasa Asyura 10 Muharram 2022, Lengkap Arab, Latin, dan Artinya

Namun, ada satu yang membuatnya sama, yaitu ia menjadi sarana dalam mempererat silaturahmi antar warga.

Bubur asyura karena dibuat dalam porsi besar, warga di setiap wilayah di Aceh bergotong-royong memasaknya.

"Dari mulai menyiapkan bahan, memotong hingga mengaduk bubur untuk mematangkannya dilakukan bersama-sama. Kemudian bubur yang sudah dimasak tersebut akan dibagikan ke setiap rumah yang ada di wilayah itu," ucapnya.

Aminullah yang juga Dosen Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu menerangkan bubur asyura terbuat dari tepung kanji yang memiliki rasa manis, karena dimasak bersama bahan lainnya, seperti jagung, ketela, ubi, pisang, berbagai jenis kacang, nangka, daun pandan, dan santan.

Baca Juga: Doa Buka Puasa Tarwiyah Jelang Idul Adha Juli 2022 Lengkap Arab, Latin, dan Artinya

"Awal mula tradisi pembuatan bubur kanji Asyura ini berasal dari cerita Nabi Nuh as, nabi yang dikenal membuat bahtera atau perahu besar untuk menghindari banjir bandang," ulasnya.

Aminullah menjelaskan soal sejarah bubur asyura itu sendiri berasal zaman Nabi Nuh as dan para pengikut beliau turun dari kapal. Mereka mengadu kepada Nabi Nuh bahwa mereka dalam keadaan lapar sedangkan bekal mereka sudah habis.

Maka Nabi Nuh as memerintahkan mereka untuk membawa sisa perbekalan yang mereka miliki.

Maka ada dari mereka yang hanya memiliki satu genggam gandum, ada yang hanya memiliki sisa satu genggam kacang adas, ada yang hanya memiliki satu genggam kacang dan ada yang membawa satu genggam kacang homs sehingga ada tujuh jenis biji-bijian yang terkumpulkan.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Tarwiyah di Hari ke-8 Dzulhijjah Lengkap Arab, Latin, dan Artinya

"Kemudian Nabi Nuh as memasak semuanya dalam satu masakan sehingga jadilah makanan sejenis bubur. Mereka makan bubur tersebut dan mencukupi untuk mengenyangkan semua pengikut beliau," pungkasnya.***

 

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x