Apa Itu Isra Miraj dan Hal Menarik Dibaliknya. Diperingati Kamis, 11 Maret 2021 Mendatang

- 8 Maret 2021, 15:20 WIB
Isra Miraj merupakan peristiwa diturunkannya perintah salat 5 waktu.
Isra Miraj merupakan peristiwa diturunkannya perintah salat 5 waktu. /pixabay/konevi

Jadi, pada saat Isra, Nabi melalui kafilah Suraqah yang untanya tersesat. Lalu Nabi menunjukkannya. Nabi juga meminum dari sebuah bejana milik kafilah lain, dan kemudian menutupnya kembali. Kedua kafilah itu membenarkan cerita tersebut ketika orang-orang menanyainya.

Ketiga, Nabi Isra Mi’raj dengan jasad. Ini merupakan pendapat yang paling masyhur karena jumhur ulama, baik salaf maupun khalaf, sepakat bahwa Nabi mengalami Isra Mi’raj dalam keadaan terjaga, dengan dengan jasmani dan ruhaninya sekaligus.

Dasarnya, seperti diuraikan Said Ramadhan al-Buthy dalam The Great Episodes of Muhammad SAW (2017), kalau seandainya ini hanya melibatkan aspek ruhani saja (mimpi), maka Kaum Quraisy dan masyarakat Makkah tidak akan menunjukkan keheranan dan ketidakpercayaan yang begitu besar. Karena, mimpi tidak ada batasnya dan siapapun bisa melakukan atau mengklaim bermimpi seperti itu.

Baca Juga: Niat dan Doa Puasa Sunnah Ayyamul Bidh di Bulan Rajab Februari 2021, Latin, Arab dan Terjemahannya

Ditambah, mereka tidak akan mengetes Nabi Muhammad untuk menceritakan detail Masjidil Aqsa—ciri-ciri, gerbang, dan pilar-pilarnya. Keesokan harinya, setelah malamnya mengalami Isra Mi’raj, Nabi Muhammad menceritakan ‘pengalamannya’ itu kepada khalayak umum.

Mereka tidak percaya dan menantang Nabi untuk menceritakan detail dari Masjidil Aqsa. Diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad bisa menceritakan Masjdil Aqsa dengan gambaran yang jelas karena Allah memperlihatkannya ketika beliau berdiri di Hijr Ismail.

Kelima, antara khamr, susu, dan madu. 

Setelah shalat dua rakaat di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad diberi tiga gelas berisikan khamr (minuman keras), susu, dan madu. Jibril memintanya untuk memiliki satu di antaranya. Maka Nabi Muhammad memilih gelas yang berisikan susu. “Engkau memilih fitrah,” kata Jibril.

Menurut Al-Buthy, itu menjadi pertanda bahwa Islam adalah agama fitrah. Maksudnya, akidah dan semua hukum Islam sesuai dengan fitrah manusia. Tidak ada satu pun dari Islam yang bertentangan dengan tabiat asli manusia. ***

 

Halaman:

Editor: Wilda Wijayanti

Sumber: NU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x