Khutbah Jumat Bulan Rajab: Renungan Hakikat dari Ikhtiar dan Doa

- 4 Maret 2021, 23:03 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat.
Ilustrasi Khutbah Jumat. /PIXABAY/

Faktor perubahan sebuah kenikmatan menjadi keburukan ini bisa berasal dari kesalahan manusia itu sendiri maupun akibat pengaruh orang lain.

Oleh karenanya ayat ini bisa menjadi memotivasi bagi kita untuk terus berusaha dan berjuang melakukan yang terbaik dan mempertahankan agar anugerah kebaikan dan kenikmatan dari Allah tak berubah menjadi keburukan karena perilaku kita sendiri.

Dengan ayat ini pula, kita tidak boleh berpangku tangan dan pasrah terhadap nasib dan kondisi kita selama hidup di dunia.

Kita diwajibkan untuk senantiasa melakukan ikhtiar dan setelah itu bertawakkal atau berserah diri dan berdoa pada Allah, karena Ia lah yang memiliki kekuasaan untuk mengabulkannya.

Namun Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Jika pun pada suatu saat kita mendapatkan kenikmatan, maka kita tidak boleh berpikir jika itu adalah semata hasil dari usaha dan doa yang kita panjatkan.

Rezeki yang diberikan oleh Allah adalah hak prerogatif Allah kepada hambaNya yang Ia kehendaki.

Jika kita merasa bahwa sesuatu yang kita dapatkan adalah hasil dari usaha dan doa kita, maka sama saja kita sudah mengatur sang pemberi rezeki yaitu Allah subhanahu wata'ala.

Doa hanyalah wasilah dari apa yang kita dapatkan. Jadi jangan bertumpu kepada doa saja ataupun usaha saja.

Lalu apa manfaat doa yang selalu kita panjatkan dalam rangka mengiringi usaha yang sudah kita lakukan? Allah SWT berfirman Surat Al Mukmin, ayat 60: ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannnya”

Doa adalah perintah Allah dan ketika kita patuh kepada-Nya, maka itu akan tercatat sebagai sebuah Ibadah. Ketika kita berdoa dengan niatan ibadah maka tiada lain balasannya kecuali pahala.

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah