Apa Itu Qada dan Qadar ? Ini Contoh dan Penjelasannya

- 1 Maret 2021, 20:58 WIB
ILUSTRASI. Apa itu Qada dan Qadar
ILUSTRASI. Apa itu Qada dan Qadar /Pixabay/.*/PIXABAY

ISU BOGOR - Keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya pemilik takdir yang menentukan segala sesuatu untuk terjadi maupun tidak terjadi termasuk kedalam dasar ajaran Islam.

Keyakinan ini kemudian dikenal sebagai iman kepada qada dan qadar dalam rukun iman. Meski Allah juga memberikan akal pikiran kepada manusia untuk menentukan apa yang ia akan lakukan dan tidak.

Qada sendiri adalah ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah bagi makhluk-Nya yang tidak dapat diubah atau tidak dapat ditunda.

Baca Juga: Ini Jadwal Puasa Sunnah Rajab 2021, Lengkap Penjelasan Keutamaan dan Lamanya Melaksanakan Puasa Rajab

Sedangkan Qadar adalah ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah terhadap semua makhluk-Nya yang dapat diubah dengan usaha manusia atau ikhtiar.

Pembahasan tentang Qada terdapat di ayat Alquran Q.S. al-Hadid/57:22, yaitu “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.”

Sedangkan ayat Alquran yang membahas Qadar terdapat pada Q.S. ar-Ra’du/13:11, yaitu

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia"

Baca Juga: Sebaiknya Puasa Rajab Dilaksanakan Berapa Hari? Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad tentang Puasa Sunnah Rajab

Contoh Qada pun bermacam-macam, misalnya matahari yang terbit dari Timur dan tenggelam di Barat, bumi dan planet-planet lainnya yang mengelilingi matahari, kematian juga kelahiran.

Sedangkan contoh Qadar mulai dari menjadi pintar karena belajar, mendapatkan predikat juara lantaran usaha, memiliki harta berlimpah karena bekerja keras dan menjadi anak yang disenangi karena memiliki perangai ramah juga jujur. 

Baca Juga: Berapa Hari Puasa Rajab 2021? Berikut Penjelasan Serta Keutamannya, Lengkap Niat Puasa Latin dan Arab

Disisi lain mengandai-andai suatu kejadian meskipun hanya mengucapkan perkataan لَوْ (seandainya) apabila mengesampingkan takdir (kepasti) Allah, juga termasuk bentuk syirik.

Misalnya seseorang berkata "Seandainya ia tidak naik pesawat, niscaya ia selamat’, karena berkeyakinan bahwa penyebab tewasnya adalah naik pesawat yang mengalami kecelakaan. Padahal tewasnya karena sudah ditakdirkan Allah.

Tidak naik pesawat pun, jika sudah ditakdirkan Allah, pasti akan mati juga.

Memberikan penjelasan dengan disertai uraian tentang sebab akibat adalah sah-sah saja, karena Islam juga mengakui adanya sebab dan akibat. Namun harus disertai pula dengan penjelasan bahwa semua itu karena takdir Allah.

Baca Juga: Puasa Rajab Mulai 13 Februari Sampai Tanggal Berapa? Ini Penjelasan Lengkap Doa Niat Puasa Sunnah Rajab 2021

Allah menegaskan dalam firman-Nya:

الَّذِينَ قَالُوا لِإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا …

Artinya: “(Mereka itu adalah) orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: ‘Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh…” (QS. Ali Imran: 168)

Dalam suatu hadits ditegaskan sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ. (أخرجه مسلم)

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Usahalah dengan keras untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu lemah semangat.

Baca Juga: Ini Anjuran Berapa Hari Puasa Rajab, Berikut Penjelasan dan Dalilnya

Dan apabila kamu tertimpa musibah janganlah berkata: seandainya saya melakukan ini dan itu, niscaya menjadi begini dan begitu, melainkan katakanlah: Allah telah mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki, Dia kerjakan. Sebab sesungguhnya perkataan ‘lau’ (seandainya) itu membuka perbuatan syaitan.” (Ditakhrijkan oleh Muslim)

Kedua ayat di atas menegaskan bahwa terbunuhnya adalah karena takdir Allah, sedangkan hadits Nabi melarang mengatakan ‘lau’ (seandainya), yang maksudnya hanya memikirkan sebab akibat saja, dan memberi perintah wajib menyerahkan semuanya kepada Allah, karena sebab dan akibatnya Allah jualah yang menghendaki dan menciptakannya.

Lain halnya jika perkataan ‘lau’ tersebut merupakan ungkapan penyesalan sebagai bagian dari usaha untuk introspeksi atau mengambil hikmah dari suatu peristiwa dan tidak mengingkari takdir Allah, maka hal itu diperbolehkan. ***

 

Editor: Wilda Wijayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x