Puasa Rajab Berapa Hari? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

4 Februari 2022, 15:37 WIB
Puasa Rajab Berapa Hari ? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad /YouTube Taman Surga
 
ISU BOGOR - Puasa Rajab Berapa Hari ? Menurut Ustaz Abdul Somad penting diketahui tentang lamanya puasa sunnah di bulan Rajab.

Sekadar diketahui, puasa sunnah di bulan Rajab 1443 Hijriah dimulai sejak Rabu 2 Februari 2022.

Ustaz Abdul Somad menjelaskan banyak hadis tentang anjuran lamanya puasa Rajab.

Baca Juga: DOA Buka Puasa Rajab 2022, Latin, Arab dan Artinya

"Bulan-bulan haram berpuasalah engkau, bulan Haram itu apa, Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab. Bulan Rajab puasa satu bulan," ungkap UAS begitu biasa disapa Ustaz Abdul Somad sebagaimana dilansir kanal YouTube Fodamara TV.

Lebih lanjut, UAS menjelaskan, habis itu puasa di bulan Sya'ban. Menurutnya nabi pernah berpuasa, kata Aisyah, tapi tidak tiap tahun.

"Pernah selama di Madinah itu pernah, tapi tidak tahun. Pernah sekali. Jadi kalau dibuat sekali-sekali boleh, tapi kalau tiap tahun atau tiap bulan, tiga bulan berturut-turut, bisa mati," ungkapnya seraya bergurau.

Baca Juga: DOA Berbuka Puasa Rajab Februari 2022, Latin, Arab dan Artinya

Jika puasa tiga bulan berturut setiap tahun dilakukan, kata UAS, tidak boleh kalau sampai menimbulkan madharat.

"Apalagi bapak ibu bekerja, tak bisa itu, betul dibuatnya sekali-sekali boleh. Tapi kalau sampai menimbulkan madharat, jangan kau jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan," ungkapnya seraya mengutip salah satu hadis.

Adapun menurut laman resmi muslim.or.id disebutkan ada hadits yang dibawakan oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin tentang anjuran puasa pada bulan haram sebagai berikut:

Baca Juga: Niat dan Tata Cara Puasa Rajab Februari 2022, Lengkap dengan Doa dan Keutamaannya

Dari Mujibah Al Bahiliyyah, dari ayahnya atau pamannya, “Sesungguhnya ia mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ia pergi kemudian mendatangi beliau lagi setelah satu tahun, di mana keadaannya dan dirinya telah berubah.

Ia berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mengenaliku?”.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Siapakah engkau?”

Baca Juga: Apa Itu Puasa Mutlak? Ustaz Khalid Basalamah Menjelaskan Pengalaman Nabi Muhammad SAW

Ia menjawab, “Aku, Al Bahili yang datang kepadamu setahun yang lalu.”

Beliau bersabda, “Apa yang mengubahmu, padahal dulu keadaanmu baik.”

Ia berkata, “Aku tidak makan apa pun sejak aku berpisah denganmu, kecuali pada malam hari saja.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Engkau telah menyiksa dirimu sendiri.”

Kemudian beliau bersabda, “Puasalah pada bulan Ash Shabr (kesabaran) dan satu hari di setiap bulan.”

Ia berkata, “Tambahkanlah untukku, karena aku memiliki kekuatan.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasalah dua hari setiap bulan.”

Ia berkata, “Tambahkanlah untukku.”

Beliau bersabda, “Puasalah tiga hari.”

Ia berkata, “Tambahkanlah untukku.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ

“Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah. Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah. Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah.”

Beliau berkata sambil berisyarat dengan tiga jarinya, beliau satukan ketiganya kemudian beliau pisahkan.”

Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Daud no. 2428 dan Ibnu Majah no. 1741.

Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits tersebut dhaif karena keadaan Mujibah.

Sedangkan Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy menyatakan bahwa Mujibah Al Bahiliyyah majhulah atau tidak dikenal. (Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhis Sholihin, 2: 346)

Namun ada praktek salaf tentang puasa pada bulan haram.

Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 214)

Ibnu ’Abbas mengatakan, “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan shalih yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 207)

Bulan Rajab termasuk di antara bulan haram. Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Namun sekali lagi mesti dikatakan boleh berpuasa pada bulan Rajab, namun tidak ada hari khusus yang diistimewakan.

Karena yang menyariatkan hari tertentu tidaklah berdalil, atau pensyariatannya berdasarkan hadits dhaif.***

 

Editor: Iyud Walhadi

Tags

Terkini

Terpopuler