Rocky Gerung Sebut Penantian Kepulangan Habib Rizieq Sudah Jadi Fakta Politik Tanah Air

- 22 Oktober 2020, 12:41 WIB
Tangkapan layar Pengamat Politik Rocky Gerung saat di wawancarai jurnalis Hersubeno Arief.*
Tangkapan layar Pengamat Politik Rocky Gerung saat di wawancarai jurnalis Hersubeno Arief.* /YouTube @RockyGerungOfficial

ISU BOGOR - Peneliti Perhimpunan dan Demokrasi, Rocky Gerung menyebutkan beredarnya isu rencana kepulangan Habib Rizieq Shihab adalah fakta politik.

Pengamat politik yang juga filsuf kontroversial dalam unggahan kanal Youtube Rocky Gerung Official juga menegaskan bahwa sosok Habib Rizieq Shihab sudah menjadi fakta politik tanah air.

Sehingga kepulangan Habib Rizieq Shihab, hal yang wajar, hal yang natural, jika dilihat dari perspektif psikologi sosial dan politik.

Baca Juga: Hanbin Genap Berusia 24 Tahun Sudah Menjadi Direktur Eksekutif, Simak Faktanya!

"Itu psikologi politik, Habib itu semakin diumpetin semakin, sebut saja glorifikasi berlangsung, dan itu natural sekali. Justru di dalam exile, orang itu dianggap atau oleh pengikutnya ditunggu sebagai messenger of truth, messenger of political changes, yah segala macam itu," ujar Rocky Rabu 21 Oktober 2020.

Konsep itu mulai disadari oleh pemerintah, bahwa semakin Habib Rizieq disingkirkan maka semakin menumpuk orang energinya untuk membawa Habib pulang, dan itu merupakan poinnya.

"Itu memang terbuka orang mengucapkan kembalikan Habib Rizieq, saya putar-putar satu Jawa Barat posternya ada di mana-mana, entah siapa yang pasang, faktanya Habib Rizieq itu punya pengikut dan pengikutnya banyak,"

"Jadi Habib Rizieq adalah fakta politik, bukan sebagai subjek kontroversial. Sudah berubah menjadi fakta politik," ujarnya.

Baca Juga: Hari Ini Slipknot Rilis Album .5: The Gray Chapter Pada Tahun 2014

"Sekarang kekuasaan mesti membaca itu sebagai keadaan Indonesia mengalami turbulensi, jadi kepanikan kekuasaan sebetulnya terlihat dari kesalahan kekuasaan di awal yang menganggap bahwa rezim ini selalu stabil, sehingga Habib Rizieq bisa discreen out
sebagai non faktor, kira-kira begitu pikiran kekuasaan," kata Rocky.

Rocky mengungkapkan bahwa keadaan sudah berubah, ada krisis ekonomi, krisis kesehatan, legitimasi dunia, serta olok-olok pers terhadap seluruh menteri yang gagal dan gugup menghadapi Direktur YLBHI Asfinawati cs.

Baca Juga: Survei Setahun Jokowi Publik Tidak Puas, Peneliti: Mestinya Bubar

"Keadaan itu merupakan faktual di dalam Indonesia, karena itu orang semakin berharap (Habib Rizieq) memimpin perubahan atau menghasilkan ide alternatif, dan itu soal biasa di dalam psikologi manusia," katanya.

Dia mengatakan yang luar biasa adalah kegugupan Istana, khususnya Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD yang menyebutkan itu bukan hal penting.

Menurutnya, itu memperlihatkan bahwa ketidakmampuan untuk mengolah isu ini akan menempel dan bersilang dengan keadaan real Indonesia yang morat-marit secara ekonomi dan hukum.

"Jadi itu konteksnya kenapa Habib Rizieq harus menjadi isu yang dibicarakan," ujarnya.***

Editor: Iyud Walhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah