Fenomena Lintang Kemukus Muncul di Langit Jawa, Antara Mitos dan Tetengger Pagebluk

- 11 Oktober 2020, 15:56 WIB
Tangkapan layar heboh Lintang Kemukus muncul di Langit Jawa pada Sabtu malam 10 Oktober 2020.*
Tangkapan layar heboh Lintang Kemukus muncul di Langit Jawa pada Sabtu malam 10 Oktober 2020.* /Instagram @ndorobeii

Ketika wabah terjadi biasanya di wilayah masyarakat Tengger terjadi penyimpangan yang bersifat makrokosmos. Tandanya seperti ada harimau yang masuk kampung. Ini menyimpang karena perkampungan penduduk bukanlah habitat harimau.

Baca Juga: Rekor, Kota Bogor Laporkan 43 Kasus Baru Positif Corona Dalam Sehari

"Ini isyarat akan ada penyimpangan di dunia manusia. Misalnya banyak anak mati secara beruntun. Pagebluk itu tadi. Menghilangkannya dengan membuat tumpeng pras. Memang digunakan untuk kepentingan ini,” jelas Dwi.

Secara umum, menurut Bani Sudardi, dosen Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta, dalam "Konsep Pengobatan Tradisional Menurut Primbon Jawa", terbit di jurnal Humaniora Vol. 14/2002, orang Jawa percaya kemungkinan mereka sakit bergantung pada kualitas hubunganya dengan lingkungan.

Mereka yakin bahwa manusia adalah bagian tak terpisahkan dari suatu tatanan kosmis.

Itu mengapa, sebagaimana menurut sejarawan Denys Lombard dalam Nusa Jawa III: Warisan Kerajaan Konsentris, ritual-ritual pedesaan seperti oleh masyarakat Tengger tadi, banyak dilakuan demi menjaga keserasian semesta.

Antara desa dan kosmos harus seimbang agar kehidupan tak bergoyang. Sementara wabah penyakit yang menimpa manusia ataupun binatang adalah pertanda tentang adanya kekacauan di mikrokosmos.

Adapun kemunculan lintang kemukus merupakan pertanda adanya krisis pada makrokosmosnya.

"Komet itu kan penyimpangan. Dalam kondisi normal komet akan tetap di garis orbitnya. Ini seringkali dipercayai akan diikuti dengan penyimpangan mikrokosmos, pagebluk,” jelas Dwi.***

Halaman:

Editor: Iyud Walhadi

Sumber: Historia.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah